Share

Mahar 4

"Mas, kamu telpon siapa?" tanya Keysa penasaran.

Namun, lagi-lagi Revan tak menjawabnya dan hanya tersenyum saja.

"Dek, aku mau ke kost-an dulu ya. Ambil bajuku, gak punya baju lagi aku disini," ucap Revan kembali.

"Emm, Mas, kost-an kamu sempit gak? Maksudnya bisa buat berdua gak? Kita tinggal disana aja gimana?" tanya Keysa kemudian.

"Emm, gak bisa, Dek. Kost-an itu khusus cowok, nanti kalau mau aku cariin kontrakan yang deket-deket. Tapi kamu apa yakin ninggalin orang tua kamu?" tanya Revan kembali memastikan.

"Insya Allah yakin, Mas. Aku gak tega kalau kita disini terus, pasti kamu bakalan di hina lagi sama mereka," jawab Keysa jujur.

"Gak papa Dek, selama bukan kamu yang di hina mah , aku masih bisa tahan. Kamu mau ikut atau mau nitip sesuatu gak?" tanya Revan kembali memastikan.

"Aku dirumah aja ya, Mas, perutku sakit karena PMS," jawab Keysa dan mendapat anggukan dari Revan.

"Ada titipan gak?" tanya Revan kembali memastikan lalu mengambil kunci motornya di atas meja rias milik Keysa.

"Beliin kiranti di toko adem," ucap Keysa.

"Kiranti?" tanya Revan penasaran.

"Ihh, itu loh, jamu yang buat PMS, isinya kunyit asem," gerutu Keysa sebal.

"Ya ilah bilang aja sih kunyit asem. Ntar aku bawain dari angkringan kalau gitu. Minum tuh yang alami, jangan kebanyakan instan," gerutu Revan kemudian.

"Emang kamu punya angkringan apa?" tanya Keysa penasaran.

"Lah kamu pikir, emang tempat kita biasa nongkrong itu punya siapa? Lah punyaku itu," jawab Revan kemudian.

Keysa pun membelakkan matanya tak percaya.

"Se -- serius? Angkringan tempat biasa kita nongkrong itu? Yang di atas kan?" tanya Keysa kembali memastikan.

"Iya, yang di gerobak itu, tapi bukan restoran mewahnya. Kaya banget gua kalau itu punya gua juga hahah," kekeh Revan sambil tertawa terbahak.

"Aa -- berarti aku istri bos dong yaa, haha," ucap Keysa sambil tertawa juga.

"Mana ada istri bos, orang istri penjual angkringan doang juga yaa," kekeh Revan kembali.

"Ya tetep aja, Mas, kalau punya sendiri berarti namanya kamu bosnya,"ucap Keysa kembali dan mendapat anggukan dari Revan

"Ya udah, aku mau ke kost-am terus mampir angkringan dulu ya. Yang dititip cuma itu doang?" tanya Revan memastikan dan Keysa pun hanya mengangguk saja.

Revan pun segera keluar dari rumah mewah milik Keysa menggunakan motor bututnya. Meskipun motor butut, tapi semuanya masih terawat apik oleh Revan.

Revan pun memacukan motornya tersebut menuju kost-annya. Setelah mengambil beberapa baju milikmya yang tak seberapa itu, ia pun lalu bergegas menuju angkringan.

"A Revan, udah nikah masih ngekos apa gimana?" tanya Ibu Kost yang selama ini Revan tempati.

"Insya Allah mau cari kontrakan aja, Bu, nanti. Tapi untuk sementara Revan numpang naro barang di kost-an dulu ya sampe abis waktunya," ucap Revan dan mendapat anggukan dari Ibu Kost.

Setelah itu, Revan pun segera bergegas menuju sebuah restoran mewah yang tak jauh dari tempat wisata.

Revan pun masuk kedalam restoran itu menuju ruang manager.

"Assalamu'alaikum," salam Revan sambil membuka pintu tersebut.

"Wa'alaikumsalam, alhamdulillah orangnya nongol juga," ucap seorang perempuan disana.

"Eh kenapa, Kak?" tanya Revan penasaran.

"Nikah kok ndak ngundang-ngundang! Kebangetan kamu mah yaa," gerutu perempuan itu kembali.

"Dadakan, Kak, itu juga. Kemaren aja dia cuma ku kasih maha 50ribu tau, Kak," ucap Revan curhat.

"Astagfirullah, Revan! Kebangetan kamu mah, punya gerobak angkringan dua, restoran satu, villa dua masa ngasih mahar ke istri cuma lima puluh ribu? Keterlaluan emang!" sentak perempuan itu sambil mengusap wajahnya berkali-kali.

"Bukannya gitu, Kak. Ceritanya panjang deh," ucap Revan.

Revan pun lalu menceritakan kejadiannya kepada wanita itu yang tak lain adalah kakak sepupunya yaitu Kak Vina.

"Berarti emang istri kamu juga gak tau kalau kamu punya usaha gini?" tanya Kak Vina memastikan.

"Ngga, Kak. Jangan sampe tau dulu malah kalau bisa. Aku cuma bilang kalau punya gerobak angkringan yang diatas. Biarin dia cukup tau aku punya usaha disana aja," jawab Revan yakin.

"Astagfirullah, kamu jangan dzolim gitu, Van. Terus hasil uang penjualan disini kamu tilep? Kamu umpetin dari istri kamu?" tanya Kak Vin kembali.

"Ya nggak lah Kak! Uang aku pasti bakal jadi bilik dia sepenuhnya, tapi untuk saat ini aku lagi mau ngumpulin dulu buat bikin rumah, Kak. Kayaknya mau langsung pisah dari mertua aja, soalnya mertua juga kek gimana gitu sama aku. Mereka kan taunya aku cuma pengangguran yang nyusahin aja," keluh Revan dengan nada sendu.

"Iya lah dikira pengangguran, wong cuma ongkang-ongkang kaki seharian eh tapi bisa dapet duit sepuluh sampe lima belas juta haha," kekeh Vina dan Revan pun tersenyum.

"Ada berapa Kak, uang cashnya?" tanya Revan kembali.

Vina pun langsung menyerahkan catatan pembukuan dari 3 usaha milik Revan. Per dua hari kemarin total omset bersih cash yang ada di Vina adalah dua puluh juta tiga ratus ribu. Vina pun menyerahkan semua uang tersebut di dalam amplop coklat dan menyuruh Revan untuk kembali menghitungnya.

"Stok semua aman ya?" tanya Revan kembali.

"Angkringan timur keknya butuh lapak lagi deh, Van, nanti kalau sempet coba cek aja, karena mulai rame juga disana," ucap Vina kembali.

"Okey, nanti aku sekalian cek, sama mau ke atas juga, ngecek kurang apa lagi," ucap Revan dan mendapat anggukan dari Vina.

"Eh iya, Kak, stok jamu masih ada gak ya disini?" tanya Revan kembali.

"Jamu? Coba cek di dapur deh, keknya lagi bikin beras kencur sama kunyit asem disana," ucap Vina dan mendapat anggukan dari Revan.

Revan pun segera menuju dapur tempat bagian produksi. Dan benar saja uap panas mengepul dari tempat tersebut.

"Wah, ada penganten baru nih hahah," ledek Mang Ucup, salah satu orang kepercayaan Revan yang mengelola dapur disana.

"Haha, Mamang bisa aja. Mang, ada kunyit asem? Aku mau dong satu," ucap Revan to the point.

"Ada tuh lagi dibungkusin, bentar," ucap Mang Ucup menghentikan aktifitasnya, lalu segera berlalu menuju kumpulan orang yang sedang menuangkan minuman ke dalam botol.

Tak lama, Mang Ucup pun membawakan sepuluh botol kunyit asem ukuran botol 300ml lalu memasukkannya dalam sebuah kresek putih.

"Nih, bawa," ucap Mang Ucup sambil menyerahkan kantung plastik itu.

"Waduh banyak banget, Mang," ucap Revan saat melihat banyaknya botol didalam plastik tersebut.

"Iya, siapa tau bisa cepet kelar dan bisa segera bulan madu," ucap Mang Ucup kemudian.

"Eh?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status