Mengetahui fakta Aisha selamat Wulan berusaha untuk datang ke rumah sakit walau penjagaan ketat di rumah sakit ternama itu namun bukan Wulan namanya kalau tidak bisa masuk.Di tatapnya wanita yang tertidur tanpa seorang pun di sana. Sejak tadi ia mencari kamar rawat Aisha, yang lebih menguntungkan baginya seseorang tanpa sengaja mengatakan di mana Aisha, meski rumah sakit itu memiliki nama yang tidak di padang remeh nyatanya Wulan bisa menerobosnya."Apa kabar Aisha? Kau masih hidup rupanya. Hum, gimana kalau kita main sebentar?" Wulan menyeringai menatap wajah pucat Aisha. Sepertinya dia telah melewati masa kritisnya terlihat dari alat-alat yang sudah tidak menempel di tubuhnya karena ia tahu betul seberapa parah luka yang di alami oleh Aisha saat terjatuh dari tebing."Kenapa nasibmu begitu baik? Aku semakin membencimu dan ibumu. Mereka yang sudah membuat hidupku menderita dan sekarang kamu juga penyebab anakku menderita. Aku ingin kamu pergi dari sini Aisha. Jika kamu mati maka de
Ajeng yang harus bergantian dengan keluarganya yang lain untuk menjaga Aisha namun karena kondisinya yang lemah mengingat Ajeng yang selama hilangnya Aisha tidak pernah teratur makan dan istirahat sehingga saat Aisha di temukan justru tubuhnya Ajeng sakit."Mas tolong satukan kamarku dengan Aisha, aku tidak bisa tenang kalau meninggalkannya sendiri di sana. Aishah butuh kita mas, tapi aku,"Ajeng yang tidak ingin jauh dari putrinya setelah kejadian menimpanya membuat Ajeng semakin positif pada putrinya. "Ya, tapi tidak sekarang. Kamu harus istirahat dulu besok aku minta pada dokter untuk menyatukan kamar kalian.""Beneran ya, Mas. Aku tidak mau kalau sampai berpisah kamar seperti ini. Apa sebaiknya lepas aja infusnya?""Masih ada sayang. Tunggu semalam saja di sini besok kita pindah kebetulan besok dokter melepas infus ini. Kamu istirahat jangan khawatir biar nanti Mas yang akan ke sana untuk melihat putri kita, lagi pula Arga akan datang setelah pulang kantor akan menemani kakaknya
Rekannya pun tertawa terbahak sungguh ironis sekali wanita kaya dengan wajah yang sangat cantik harus mati dengan sia-sia karena ulah seseorang yang begitu membencinya."Apa kita akan membuangnya di sini, sekarang atau kita menyekapnya lebih dulu?""Kita sedap dulu. Besok baru ekskusi, kita tanya bos lebih dulu. Sebaiknya kamu ambil ponselku dan foto beberapa pose setelah itu kita pergi, ingat jangan memberi makan atau minum padanya biarkan dia mati lemas.""Bos wanita itu cantik. Tapi musuhnya banyak, apa ini ada kerja sama seseorang? Nasibnya malang benar. Terkadang aku kasihan sama dia bos, walau gimana pun aku juga punya saudara perempuan,""Kamu jangan lembek. Ingat apa yang kita lakukan sesuai perintah bos.""Aku tahu, lagi pula bayaran kita juga sesuai."Mereka memilih menghabiskan makanan yang sudah mereka beli merayakan keberhasilan telah membawa Aisha tanpa kendala apapun mengingat ada sedikit kesalahan teknis di sana sehingga hal itu menguntungkan mereka berdua.Tubuh Aisha
"Mantan maduku? Wulan, Tyas?""Ya, mbak perilakunya mbak Wulan. Aku siap jadi saksi jika di butuhkan. Coba tanya Aisha apakah –""Tyas, kamu tidak apa-apa?"Ajeng dan Tyas saling menoleh kearah pintu di mana pria yang terlihat masih tampan itu berlari tergesa-gesa masuk ke dalam ruang perawatan Tyas. "A – Ajeng?""Mas Dimas,"Dimas terpaku melihat Ajeng di dalam ruang perawatan adiknya. Dimas yang di beri kabar tentang kondisi Tyas dari suaminya tanpa pikir panjang ia datang ke kota untuk memastikan kabar tersebut dan benar saja adiknya terbaring lemah di brankar. Ruang perawatan yang mewah semua ia yakini karena Ajeng. Entah apa hubungan dengannya kejadian yang di alami adiknya dan mantan istrinya di waktu bersamaan."Apa kabar?""Alhamdulillah, baik. Kamu gimana mas?""Alhamdulillah, baik juga. Tyas, sebenarnya kamu ini kenapa? Kenapa bisa kecelakaan seperti ini?" "Mas, sebenarnya –""Sebenarnya Tyas, kecelakaan karena menolong putriku. Maafkan aku, mas. Aku janji akan menanggung
Ajeng yang tidak bisa lagi membendung kemarahan dan emosinya terhadap Wulan sehingga saat sampai di kantor polisi meski berusaha untuk menahannya namun semua sia-sia menatap wanita yang pernah menjadi madunya itu terlihat tanpa bersalah. Perkataannya tidak mendapatkan jawaban dari Wulan hal itu semakin memancing kembali emosinya."Kenapa. Kamu sakit? Atau kamu hancur Ajeng?"Wulan tersenyum penuh kemenangan melihat Ajeng yang begitu frustasi mengetahui bahwa dirinya yang tidak merasa bersalah meski sudah melukai Aisha."Jika kamu marah padaku lakukanlah padaku bukan pada putriku dia tidak tahu apa-apa Wulan.""Itulah tujuanku yaitu menyakitimu melalui putrimu. Dengan begitu kamu akan terluka di situlah kepuasan tersendiri untukku.' "Kamu ternyata adalah perempuan jahat yang pernah aku kenal. Dulu kamu merusak rumah tanggaku dan sekarang kamu hadir hanya untuk merusak putriku. Jangan-jangan kamu hadirkan Esti itu sebuah kesengajaan? Jawab aku Wulan!" "Tepat sekali, kamu pinter Ajeng
Satu pekan setelah kejadian Wulan tertangkap dan kondisi Aisha yang membaik sehingga Rayyan memutuskan untuk membuat syukuran dengan mengundang anak yatim di rumah Aisha. Tidak lupa Rayyan mengundang keluarga Dimas."Masya Allah, bund ini benaran?" Takjub Aisha melihat wajah polos anak-anak yang duduk rapih di rumahnya. Tak terasa buliran bening terjun bebas dari pelupuk matanya. Ingatannya tertuju pada anaknya yang harus pergi sebelum di lahirkan."Ya, sayang. Kamu suka?""Suka bund. Terima kasih Ayah, Bund,""Ya, sayang. Nak, di depan ada Khandra dan keluarga pak Dimas,"Ajang yang sudah menceritakan semua permasalahan yang terjadi siapa Dimas bagi Ibunya dan dan siapa Wulan. Dugaannya tentang Esti pun terbukti jika hadirnya orang ketiga karena ada unsur balas dendam.Sambutan tak kalah hangat keluarga orang tuanya dengan keluarga mantan suami Ajeng. Bahkan Bu Sekar turut hadir untuk menyambut matan besannya. Tidak ada dendam atau sakit hati mereka menghangat bersama di ruang kelua
"Esti, jaga mulut kamu. Lancang kamu sebut anakku, sundal. Ternyata kamu tidak bercermin dari kesalahan ibumu. Kamu hadir dalam rumah tangga putriku dan kamu menyalahkan anakku begitu? Sangat menyedihkan. Kamu perempuan yang baik cantik dan masih muda seharusnya kamu menata hidupmu lebih baik lagi tidak perlu mendengarkan apa yang dikatakan ibumu yang tentu mengarahkan kamu ke dalam curang kehancuran, kamu tidak tahu kisah yang sebenarnya terjadi di masa dulu dan kamu hanya mendengarkan apa yang dikatakan Ibumu tanpa bertanya pada kami permasalahan yang sebenarnya. Lihatlah di sini ada orang-orang yang berhubungan langsung dengan masa lalu ibu kamu bisa dengarkan mereka,""Aku tidak peduli dengan mereka yang aku butuhkan sekarang adalah anakmu dan kamu yang harus bertanggung jawab atas kehancuran rumah tanggaku dan ibuku. Terutama putrimu yang sok cantik itu dia harus membebaskan ibuku. Ibuku tidak bersalah semua ini rekayasa putrimu tidak mungkin Ibuku menyakiti orang,"Dari dalam su
Esti tercengang mendengar penuturan dari pria di depan yang tak lain tak bukan adalah Ayah tirinya yang pernah menjadi suami dari ibunya. Benarkah yang dikatakan olehnya? Siapa ibu dan siapa dirinya yang sebenarnya? Jika yang dikatakannya benar lalu apa yang ia dapatkan cerita dari ibunya adalah salah semua. Esti terdiam mencerna setiap kata yang tak coba ia dapatkan jawabannya. "Tidak perlu memikirkan apa yang aku katakan ini. Pergilah jaga keluargamu baik-baik apa yang pernah kamu dapatkan dengan cara merebut sesuatu dari orang lain. Maka kamu akan merasakannya juga entah kapan kamu mengalaminya lebih baik bertobat dan tidak perlu mengusik orang yang sudah kamu sakiti dulu agar hidupmu jauh lebih tenang lagi."Tanpa menjawab Esti pergi dari rumah mewah Aisha. Ya, semua begitu suram tak ada yang bisa menjelaskan padanya termasuk tujuan ibunya waktu itu."Kamu dari mana saja Esti? Ibu kewalahan ngurusin Ahmad."Bu Winarti kesal tiga jam yang lalu menantunya pergi tanpa memberikan ka