Share

Ternyata Panik Juga

Rizal menjalankan kendaraannya buru-buru. Tujuan utama Rizal adalah sekolah anaknya, karena tadi pagi ia melihat sendiri, Lily mengantar Abidzar dan Hussein, ke sekolah.

Penampilan Lily biasa-biasa saja saat pergi, tidak ada sesuatu yang istimewa yang dia kenakan. Tapi Rizal tetap saja, mencurigainya  berjanji dan bertemu dengan seseorang hingga lupa waktu.

Saat tiba di sekolah anaknya, Rizal harus menelan rasa kecewa. Sudah tak ada siapa-siapa di situ. Pintu pagarnya juga bahkan sudah terkunci dari luar. Suasana sekolah sepi sekali, apalagi saat itu cuaca lumayan terik.

Rizal meraih ponselnya sekali lagi, untuk menelpon Lily. Sama saja seperti sebelumnya. Tak ada jawaban walaupun tersambung. Kedua tangan Rizal memukul stir mobil dengan wajah yang kembali berubah gusar.

Kesal di hatinya menggunung. Mungkin jika saat itu ia bertemu Lily, ia akan memakinya habis-habisan, walaupun di depan banyak orang. Menurut Rizal, sikap Lily akhir-akhir ini sudah me

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status