Share

Harapan Sean

“Interview. Aku ingin meminta waktu tuan Sean untuk interview,” sahut Zia secepat mungkin, menghindari rasa gugupnya.

Ya, Zia sengaja pura-pura tak mendengar ucapan Sean yang menggodanya. Lelaki di hadapannya mengerutkan dahinya, lalu tersenyum tipis. Sean lantas membuka lebar pintu kamarnya, lalu membentangkan tangan kanannya ke dalam.

“Silahkan masuk!” Sean mempersilahkan.

Zia refleks menunjuk wajahnya lalu menunjuk arah dalam kamar Sean mengikuti bentangan tangan Sean. “Masuk ke kamar?” tanyanya dengan tatapan cemas.

“Yeah, katanya mau interview?” Sean bertanya balik seraya menaikkan satu alisnya.

Gadis di hadapannya menjulurkan sedikit kepalanya ke depan. Ia memindai isi kamar Sean dengan tatapan makin cemas. Entah apa yang ia pikirkan, yang pasti Zia bingung.

“Apa yang kamu cari, Gadis Kecil?” tanya Sean menghentikan pemindaian Zia pada kamarnya.

Zia tersadar. Ia langsung tersenyum. Indera penglihatannya kembali menangkap rambut basah Sean dan dada bidangnya, hingga ia terpaksa h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status