Share

Bab. 17. Pengalaman Pertama

“Neng Nafisa ikut? Aduh, ayah jadi nggak enak.” Farhat melap-lap kedua tangannya pada celemek yang ia pakai sebelum menyambut uluran tangan Arzan juga Nafisa.

“Nggak apa-apa. Neng malah senang, Yah.” Nafisa menimpalinya dengan girang. Dia melihat ke sekeliling toko, ruang ukuran enam kali tiga meter itu penuh dengan barang dagangan. Tak hanya bahan plastik dan bahan-bahan kue, agar dab puding pun tertata rapi di etalase.

“Duduk di sana, Neng.” Arzan menuduh ember bekas cat putih yang kosong, tempatnya duduk. “Aa mau bantuin ayah mengantongi gula.”

 Nafisa pun duduk di sama, di antara karung terigu dan ember wadah mentega. Dia ingin membantu, tapi untuk melakukannya perlu melihat bagaimana dulu suami dan ayah mertuanya bekerja.

Namun, belum lima menit mereka sampai, dua pelanggan datang. Nafisa yang tak mau hanya duduk berdiam diri pun berdiri, melayani ibu-ibu yang datang den

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status