Share

Bab. 21. Setelah Malam Pertama

Nafisa bangun dari tidurnya, mengerjap-ngerjap sebelum membuka mata perlahan. Setelah menyadari ada di mana ia sekarang, dadanya naik-turun mengingat betapa hasrat teramat dahsyat di tengah hujan lebat semalam. Tidak ada yang terlewat, semua berputar dalam ingatan, selayaknya sebuah rekaman film.

Bibir tipisnya melengkung manis kala melihat Arzan yang masih tertidur pulas. Lelaki di sampingnya itu pasti merasa lelah. Sampai tak sadar, sudah berulang kali hidungnya dimainkan jemari lentik Nafisa. Sadar akan waktu yang terus berjalan, Nafisa menepuk-nepuk pipi Arzan sampai terbangun. Lelakinya itu mengejap, langsung membuka mata.

“Sayang, dah bangun?” Arzan mengusap wajahnya kasar sambil menghela napas perlahan.

“Huum. Bentar lagi Subuh.” Nafisa menyeringai. “Aku mau mandi, tapi malu.”

“Kenapa? Ibu sama ayah belum bangun, kayaknya. Mandi aja.”

“Takut.”

Arza

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status