Share

Bab. 62. Telepon Dialihkan

Laras menelan ludah dengan susah payah. Menyapu air mata yang membuat hampir seluruh wajahnya basah. Napasnya kian tersengal, sampai sesak seperti tengah terikat. Namun, setengah dari kesadarannya membuat Laras melonggarkan pelukan, lalu menyimpan bayi mungil itu di ranjang dengan perlahan-lahan.

“Bagus, Sayang. Kamu pasti bisa,” lirih Dewi sambil menghela napas lega. “Sekarang ... coba tarik dan buang napasmu perlahan-lahan.”

Awalnya Laras menggeleng kuat, menolak saat Dewi mengarahkan untuk bersikap tenang. Namun, begitu sesak di dadanya kian berkurang, emosinya pun tak lagi meradang. Pelan wajahnya menengadah, lalu menunduk dengan kedua tangan menangkup mulut. Dia terguguk, lalu terduduk.

“Maafin aku, Bu. Aku nggak bisa mengendalikan emosi lagi,” katanya sambil memukul dan menjambak rambut sendiri.

“Berhenti, Nak. Jangan sakiti dirimu seperti itu. Pelan-pelan, ibu yakin kamu bisa,” timpal Dewi sambil mela

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status