Share

Mahar

Malam Tanpa Noda 

Bab 45

Siti menangis di samping tubuh ibunya. Ia tak berhenti meneteskan air mata. Bima mengelus puncak kepala anak bontotnya. 

"Mak ... Mak ...." panggilnya. Anak bontot mereka tak berhenti terisak. 

"Sudah, jangan menangis. Mak gak papa," ucap mak Imah menenangkan anaknya. 

"Tangan Mak diperban pasti sakit, ya."

Ia tak tega melihat ibunya yang meringis kesakitan. 

"Kaga Neng. Mak baik-baik aja. Udah jangan sedih."

Airi juga tak tega melihat luka di lengan ibu tirinya. Ia telah mengorbankan diri untuk Airi.

"Seharusnya Airi yang terluka bukan, Mak." 

"Jangan begitu Neng. Kamu juga anak Mak. Sudah kewajiban Mak." 

"Mak ... makasih." Airi memeluk tubuh istri kedua ayahnya dan mengecup pipinya. 

Hari itu juga mak Imah diperbolehkan pulang. Airi membawa mereka ke rumahnya. 


Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status