Lydia tersenyum dingin dan tidak memandang pria itu lagi. Dia mengambil ponsel dan tasnya, lalu pergi dengan santai. Tubuhnya tampak langsing dari belakang.Thomas mengangkat alisnya dan segera mengikuti wanita itu.Dylan berdiri disana dengan ekspresi sedingin es. Kata-kata Lydia barusan sangat tajam, seperti duri. Membuatnya merasa tidak nyaman.Bekerja sebagai pembantu di keluarga Tansen?Sejak kapan menantu keluarga Tansen menjadi pembantu?Sepertinya ada terlalu banyak hal yang tidak dia ketahui.Ketika berjalan keluar, dia melihat Justin yang sedang menyeret Lauren di depan pintu. Wajahnya memerah.Ternyata, wanita itu sudah mengetahuinya sejak lama dan sudah melakukan persiapan.Jadi, apa yang dia lakukan tadi sebenarnya tidak perlu?Ha ha.Lydia masuk ke dalam mobil dan pergi. Hatinya sakit ketika mendengar Dylan salah paham padanya tadi. Setelah tiga tahun menikah, pria itu memangnya tidak tahu dia seperti apa?Namun, rasa sakit itu hanya berlangsung sebentar saja. Dia kemudia
Wajah Lauren menjadi pucat dan tubuhnya sedikit gemetaran.Lydia tersenyum dan berkata, “Lauren, kalau aku menyebarkan rekaman percakapan ini, perusahaan akan menyelidiki secara menyeluruh semua proyek yang kamu tangani. Kamu nggak akan bisa berkarir di lingkaran ini lagi, bahkan mungkin dipenjara. Apa kamu benar-benar bersedia mengorbankan karirmu demi FH Group?”Lauren tidak akan bersedia.Wajah Lauren pucat. Sedikit kepanikan muncul di wajahnya, dan dia segera berkata dengan nada sungkan.“Bu Lydia, aku yang ceroboh. Proyek FH Group nggak begitu bagus, kok. Perusahaan itu sebenarnya cangkang kosong.”Lydia mengangguk puas dan berkata, “Kalau begitu jangan ungkit kerja sama dengan FH Group lagi mulai sekarang. Aku mengakui kemampuanmu dalam bekerja, tapi kamu harus menggunakannya dalam pekerjaan kamu sendiri. Jangan selalu mengkhawatirkan perusahaan lain.”“Yang kamu katakan benar,” ujar Lauren dengan agak tegang.***Setelah berurusan dengan Lauren, Lydia masih perlu mempelajari pro
Restoran untuk pasangan ini dibuka di atas restoran Lucas. Restoran ini sangat populer, sehingga Lucas bersikeras ingin datang untuk mencobanya, jadi dia menyeret Dylan datang untuk makan malam di sini.Sampai pelayan di sini berulang kali menekankan bahwa ini adalah restoran pasangan!Lucas menaikkan alisnya, mengangkat jarinya dengan lentik, dan meraih lengan Dylan. “Memangnya kami nggak terlihat seperti pasangan?”“Pak Dylan, Lucas, kebetulan sekali.”Seorang pria dan seorang wanita berjalan ke arah mereka. Samuel Garnadi, putra dari keluarga Garnadi. Wanita yang bersamanya seperti selebgram yang baru populer, dengan wajah bulat dan mata besar, yang merupakan ciri dari semua selebgram sekarang. Wanita itu menggandeng lengan Samuel dengan tenang.Lucas mendengus pelan dan berkata, “Kenapa kamu ada di sini?”“Lily bilang tempat ini bagus, jadi aku datang untuk mencobanya. Tapi, bukannya ini restoran pasangan?” Samuel sepertinya menyadari sesuatu, menutup mulutnya untuk menahan tawa.S
Setelah mengatakan itu, Dylan berdiri dan pergi, meninggalkan Samuel yang wajahnya pucat.Lucas buru-buru mengejarnya. Pasti ada hubungannya dengan Lydia. Wanita itu benar-benar merepotkan. Dia mendecakkan lidahnya dan berkata, “Kenapa raut mukamu masam sekali? Samuel kan teman kita. Kamu tahu dia itu orangnya blak-blakan. Jangan ambil diambil ke hati.”Dylan juga tahu kalau reaksinya berlebihan. Dia tidak menyangka kalau dia tidak bisa mengendalikan emosinya. Namun, ini pertama kalinya dia mengetahui hal barusan itu. Apa Lydia membencinya juga karena alasan itu?Dadanya terasa tidak nyaman dan sesak.Dia berdiri di depan pintu. Angin dingin bertiup, sehingga pikirannya menjadi lebih jernih. Dia mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. “Aku tahu, katakan saja padanya. Emosiku barusan bukan karena dia.”Namun, untuk dirinya sendiri!Lucas menghela napas lega dan berkata, “Itu gampang, tapi jangan bilang kamu masih mengingat wanita itu?”Dylan melirik ke samping dan mendengus dingi
Melihat ekspresi di wajah Monika yang terlihat tidak senang, teman-temannya satu per satu terdiam.Lantai dua di tempat pesta itu relatif sepi. Nixon membawa Lydia kesana, dan seorang pria muda berwajah pemberontak yang mengenakan kemeja hitam mewah yang duduk di sana berdiri.Keduanya berjabat tangan singkat, lalu Nixon tersenyum dan berkata, “Pak Kevin, sudah lama nggak bertemu.”Kevin tersenyum, sudut bibirnya sedikit terangkat. Pria itu berkata dengan penuh aura jahat, “Halo, Pak Nixon.”Tanpa menunggu Nixon memperkenalkan, mata Kevin beralih ke Lydia dan mengaguminya dengan tatapan yang masih sopan sehingga tidak akan menyinggung siapapun.“Bu Lydia nggak hanya cantik, tapi juga cakap. Aku membatalkan makan malam kita dan mengundang Ibu untuk menghadiri pesta ini. Kuharap Bu Lydia nggak keberatan.”Lydia tersenyum dan berkata, “Tentu saja nggak. Selamat kepada Julist Group untuk ulang tahunnya yang kelima. Aku berharap kita dapat menjalin kerja sama yang baik di masa depan.”Perka
Ternyata begitu.Yah, bisa disebut pemegang saham!Lydia hanya tidak menyangka Dylan sudah tertarik pada bidang AI.Jika Kevin tidak mengatakan hal barusan, Lydia mungkin tidak akan bisa menebaknya. Namun, setelah pria itu mengatakannya, Lydia jadi tahu bahwa pria itu ada niat untuk bekerja sama dengannya.Meskipun dia tidak senang dengan bergabungnya Dylan dalam proyek ini, dia harus memberi batas yang jelas antara masalah pekerjaan dan pribadi, dan tidak boleh melepaskan kesempatan ini.Lydia menunduk dan tersenyum. “Dengan kemampuannya, Tansen Group seharusnya bisa melakukan proyek ini sendiri. Kenapa harus bergabung dengan kerja sama tiga pihak?”Dia mengangkat alisnya dan melirik ke arah Dylan.“Bagaimanapun juga, ini adalah bidang baru yang belum pernah dicoba orang. Tansen Group tidak bisa menanggung risikonya sendirian.”Suara pria itu lirih dan dingin, dan ujung bibirnya melengkung membentuk senyuman kecil ketika berkata, “Agustine Group nggak salah sudah memilih Julist Group.
Lydia sedikit linglung ketika mendengar namanya dipanggil. Dia sama sekali tidak ingin berurusan dengan Dylan. Namun sudah terlambat, mata semua orang di sekitar sudah tertuju padanya.Hubungan canggung antara mereka berdua yang kembali muncul di acara yang sama setelah perceraian memberikan kesan yang lebih misterius pada kerja sama ini.Dylan juga tidak menyangka. Tidak perlu diragukan lagi, ini pasti ulah Kevin.Lydia masih ragu, tapi Dylan sudah berada di hadapannya. Seluruh tubuh pria itu memancarkan aura dingin. Pria itu membungkuk dan mengulurkan tangannya, mengajak Lydia berdansa dengannya.Mata semua orang di sekitar terfokus pada mereka.Tentunya, ajakan tersebut tidak boleh ditolak dan tidak boleh meninggalkan dampak negatif pada awal terjalinnya kerja sama tiga pihak mereka, yang sangat akan merugikan kerjasama tersebut.Nixon menatap adiknya dengan kasihan. Lydia tersenyum tenang, mengulurkan tangannya dan meletakkannya di atas tangan Dylan.Orang-orang di depan dengan sad
Lampu berkelap-kelip. Lydia mengayunkan gelas wine-nya dengan lembut dan berdiri di depan pagar di balkon di lantai dua, mengamati obrolan dan sapaan munafik dari orang-orang di bawah.Dylan yang sedang berjalan tak jauh dari situ mendongak, dan tiba-tiba matanya bertemu dengan tatapan dingin Lydia.Lydia membuang muka, mengabaikan rasa tidak nyaman di hatinya. Ciuman barusan di lantai dansa membuat semua orang terkesiap. Tidak ada yang peduli siapa yang salah melangkah ketika sedang menari. Mereka hanya menunggu untuk menonton hal menarik dari mantan pasangan itu.Apapun yang terjadi di antara mereka berdua, tetap akan menimbulkan spekulasi yang tiada habisnya.Jadi, pada saat ciuman itu terjadi, Lydia segera memalingkan wajahnya ke samping. Untungnya, musik berakhir dan dia menjauh tepat waktu. Dia menatap Dylan dengan dingin, lalu berbalik dan pergi tanpa menengok ke belakang.Lucas mengobrol dengan orang-orang di sebelah Dylan dan akhirnya orang-orang itu pergi. Dia menghela napas