Share

Sesal

Abraham masih dalam kesedihannya. Bagaimanapun dia hanyalah pria tua yang hidup dalam penyesalan. Ia telah menjadikan kebahagiaan Intan sebagai sesuatu yang tidak penting, sangat wajar kalau putrinya memilih mencari jalan sendiri tanpa menghiraukan kesulitan yang ia hadapi.

Ia merasa lemah untuk menghadapi perusahaannya, seorang staf telah melakukan manipulasi dengan sangat licik. Hal itu tidak pernah terjadi di saat Intan mengelolanya. Jadi apa yang harus ia lakukan?

Abraham melangkahkan kakinya ke halaman rumahnya. Ia menghadap ke sisi depan mansion itu yang megah. Pilar-pilar yang menjulang membuatnya seperti benteng yang berdiri kokoh, tapi pemiliknya hanyalah si tua Bangka. Abraham tersenyum kecut. Ia mentertawakan dirinya sendiri.

Beberapa pengawal berdiri berjajar tak jauh darinya, mereka menunduk hormat kepadanya. Lagi-lagi dia tersenyum getir.

"Kalian bertahan di sisiku karena uangku, tapi anakku tak bisa bertahan juga karena uangku," gumamnya pe

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status