Share

Bangkit

Enam Belas

Demi rasa aman dan nyaman, aku putuskan untuk merawat Ibu di rumah. Beberapa alat medis, bertengger di seluruh tubuh beliau. Ada rasa nyeeeri, kala menatap wajahnya sendu. Mengutuk keras perbuatan sang mantan, memberi luka sayatan di mana-mana.

Air mataku terus mengalir, jujur kelemahan memang terletak pada dirinya. Dan Bang Afdal cukup tahu hal tersebut, pasti sengaja demi meraup harta yang sudah kuperjuangkan.

Di sela kesedihan mendalam, aku tergelak. Memikirkan bagaimana raut wajah sang mantan, lengkap dua wanitanya? Saat menilik isi tas besar, kaget bercampur kesal pasti!

Nikmati apa yang telah kalian tanam, sakit memang. Namun, rasanya masih jauh dengan kondisi hatiku yang sudah tercerai berai.

"Non, sudah waktunya makan." Bik Rum berucap, menyadarkan diri dari lamunan panjang. ART baru, yang sengaja dihadirkan.

"Belum laper, Bik." Kuelus wajah Ibu, meringis pilu sebab ada satu dua luka sayatan di sana.

"Ta-pi, Non. Chef Reza berpesan, agar Non Mella jangan sampai te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status