Share

Pertemuan

Lima Belas

Tubuhku lemah, kepala terasa makin berdenyut. Mengutuk kinerja orang-orang, yang belum jua menemukan keberadaan Ibu. Malaikat tak bersayap, tanpamu apalah aku!

Dua hari berlalu, hampir frustasi karena belum ada celah untuk memecahkan misteri yang ada. Ke mana sebenarnya mereka? Cerdas sekali, kenapa pula harus mengorbankan Ibu?

Terisak dalam nestapa, pagi yang mendung. Hujan terus-menerus, seakan satu rasa dengan apa yang kualami.

Jahat sekali kamu Bang!

Mengambil penuh, apa yang menjadi kelemahan. Ibu adalah harta satu-satunya, tak mampulah aku hidup tanpa adanya beliau!

"Mell," ucap seseorang. Masuk ke dalam kamar, dalam keadaan hancur berantakan. "Sampai kapan, kamu akan begini?"

Aku mendongak, menghapus air mata yang sedari tadi mengalir. Ahh, Reza rupanya. Sosoknya kembali datang, "Yakin. Ibu pasti akan ditemukan."

Mendesah sedih, aku menunduk lebih dalam. Terduduk lesu, keyakinan memang terus terpatri. Namun, keajaiban seakan enggan untuk menghampiri.

Bagaimana jika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status