Share

Kehilangan

Empat Belas

Lama, aku terdiam. Meraba dada yang kian sesak, bulir bening terus berjatuhan. Merasa takdir begitu jahaaaat, tak sekalipun berbaik hati untuk sekadar menentramkan.

Menarik napas panjang, kupandangi secarik kertas yang sudah berhasil memporak-porandakan hati. Ada tulisan tangan Bang Afdal di sana, emosiku makin naik sekarang!

Satu kotak berisi perhiasan, raib tanpa sisa. Beserta uang tunai yang sengaja kusimpan, juga dibawa kabur oleh Bang Afdal dan keluarganya.

Beruntung, kehilangan sebagian kecil harta. Tak membuat diri jatuh miskin, karena milyaran uang disimpan rapi pada bank.

Meremas kertas dengan kasar, kuhapus air mata.Tak ada gunanya lagi, untuk menangis. Bukan harta saja yang dibawa, Ibu turut serta dalam rencana mereka.

Bodoh!

Aku sendiri yang membiarkan ular masuk ke dalam rumah, begitu buas dan memberi gigitan tatkala lengah.

Berbulan lamanya, Bang Afdal masih belum percaya jika aku beneran kaya? Pura-pura tak tahu, atau gimana sih?

Berdecak kesal, segera ku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status