Share

🌸🌸🌸

"Sampai kapan kalian akan terus berdebat?" Aku yang sudah kehilangan kesabaran berusaha menengahi. "Mintalah maaf, biar semua cepat selesai." Karaku menatap Mas Arsya.

"Aku gak salah, buat apa minta maaf?" Bukannya menurutiku Mas Arsya malah tidak terima.

"Saksi dan bukti menunjukkan kamu yang salah." Rasa lelah dan kesal membuatku terpancing. Detik berikutnya aku pun berdiri. "Apa susahnya mengalah, ini sudah terlarut malam untuk berdebat."

"Kak, dengerin dulu Mas Arsya bicara. Mungkin ini salah faham." Nafisah yang sejak tadi diam kini ikut bicara. Tangannya menarikku supaya kembali duduk.

"Istrimu saja bisa lebih bijak dari kamu yang seorang guru," sahut Mas Arsya.

Ck...... Apa aku tidak salah dengar?

Aku pun tersenyum sinis menanggapinya. Giliran dapat masalah bilang istriku bijak, kemarin-kemarin menghina istriku karena statusnya yang seorang janda.

"Kenapa?" tanyanya tapi tak kuhiraukan.

Kuhela nafas panjang, untuk mengurangi gemuruh di dadaku. Merasa lebih tenang aku me
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status