Share

🌸🌸🌸

Begitu kami masuk kamar terlihat Qiara sudah dalam posisi duduk diatas tempat tidur dengan air mata yang berderai membasahi wajahnya yang pucat. Segera aku melangkah mendahulu Kak Shaka.

"Sayang...... Kebangun, ya?" Aku merengkuh tubuh kecil yang terasa mulai kembali menghangat. "Maaf ya, tadi Bunda, bukain pintu Papa Shaka sama Om Arsya." Terpaksalah aku berbohong.

Kubetulkan bantal dan gulingnya kemudian mengajaknya untuk kembali berbaring dan menepuk punggungnya lembut sesekali mengelusnya.

Kak Shaka pun ikut menyusul kami, naik keatas tempat tidur lalu berbaring di samping Qiara. Telapak tangan besar itu ikut mengelus pelan puncak kepala gadis kecil dalam dekapanku.

Kuhela nafas saat netraku menangkap warna kemerahan di permukaan punggung tangan Kak Shaka. Meski dia tidak seputih kulitku namun kulitnya sangat bersih jadi jika terluka pasti akan terlihat.

Hampir tiga puluh menit suasana hening. Tangis Qiara sudah mereda dan berganti dengan dengkuran halus. Putriku sudah kembali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status