Share

Menabung Rindu (20)

Meski di sini aku tersenyum sekalipun. Tetap saja, rasanya tidak sama tanpa kamu. ~MalaDewa

*****

Mala masih menggenggam erat gelang pemberian Dewa. Air matanya tak dapat ia hentikan. Bulir bening itu terus menerus turun membasahi pipinya.

"Mala Sayang. Oh astaga, putri bunda yang paling cantik. Udah dong jangan nangis terus." Ibunda Mala terus berusaha menghibur putrinya. Mereka sekarang sudah berada di sebuah rumah yang disiapkan ayah Mala untuk tempat tinggal mereka.

"Ne, kamsahamnida." Ayah Mala baru saja selesai menelpon. Dia langsung menghubungi kenalannya agar Mala bisa langsung masuk ke universitas.

"Sayang, ayah udah hubungi teman ayah. Besok kamu bisa mulai kuliah loh. Udah jangan sedih ya, Dewa juga ikut sedih kalau kamu sedih. Udah seminggu Sayang, masa kamu mau sedih terus?" ujar Ayah Mala sambil mengusap kepala putrinya.

"Bener kata Ayah, Nak. Kamu jangan sedih terus yah. Semangat dong,"

Mala mengangguk sambil menyeka air matanya. "Iya, Bun, Yah."

Dewa juga selalu memberi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status