Share

DUA PULUH

“Keponakanku, anak dari adikku. Usianya baru empat tahun. Kalau aku tidak bermain dengannya, ia akan menangis, karena tak ada satupun anggota keluargaku yang mau menemaninya bermain.”

“Itu permainan yang menyenangkan. Tapi sejak aku pindah ke New York, aku lebih suka main The Sims, kamu tahu permainan itu?”

“Ya, permainan tentang kehidupan rumah tangga. Kenapa? Apakah Adam tidak suka menemanimu bermain Barbie lagi?”

Ruby terdiam. Ia teringat pertemuannya semalam dengan Adam. Mengingat itu, ia merasa berdosa. Apakah itu sudah bisa disebut selingkuh? Mungkin. Karena sebelum Ruby masuk ke apartemennya, mereka sempat berciuman, sebentar, bahkan kurang dari dua detik.

“Maaf,” kata Attar menyesal. “Sebaiknya kita ke pesawat sekarang, Ruby. Jakarta telah menanti kita.”

Pernikahan itu juga telah menanti kita. Ruby menghela napas panjang dan menarik kopornya.

***

Ruby merindukan kamar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status