Eril dan Lily sampai di rumah Bu Laksmi. Keduanya kemudian masuk ke dalam rumah yang akan menjadi hunian baru mereka. Bu Laksmi pun sedang duduk dengan anggun di sofa ruang tamu menunggu kehadiran putra dan menantunya."Bu?" Sapa Eril ketika dirinya masuk ke dalam rumah."Kalian sudah datang?" Tanya Bu Laksmi dengan wajah suka citanya."Iya, Bu. Eril izinin masukin barang ya, Bu?" Eril menyalami tangan ibunya di ikuti oleh Lily."Iya, Nak. Eh Lily, mantu ibu makin cantik aja!" Puji Bu Laksmi pada wanita yang memang ia idamkan untuk menikahi putranya. Eril langsung duduk di sofa yang berhadapan dengan Bu Laksmi. "Iya dong, Bu. Apalagi di perut Lily ini ada cucu ibu," beri tahu Lily yang membuat Bu Laksmi terkejut."Cucu ibu? Maksudnya kamu lagi hamil?" Tanya Bu Laksmi dengan senang."Iya, Benar, Bu. Sekarang udah masuk delapan minggu. Doakan supaya kandungan Lily selalu sehat ya, Bu?" Lily meminta doa."Tentu saja, Sayang. Ibu selalu mendoakan yang terbaik buat kalian berdua. Syukurla
Delia baru saja sampai di hotel tempatnya menginap. Kali ini rute penerbangan Delia dan Daffa adalah London, Inggris. Delia kini berada di balkon hotel, ia menatap takjub dengan suasana kota London yang seakan tak pernah tertidur. Kota itu selalu ramai dengan turis lokal maupun mancanegara. Apalagi kota ini memasuki musim salju. Salju pertama menitik dengan intensitas ringan. Delia mengeratkan sweaternya, permulaan musim dingin namun ia sudah merasakan tubuhnya seperti membeku. Delia cukup lelah karena penerbangan kali ini cukup menguras tenaganya. Ingin rasanya ia berendam di bathtub dengan air hangat dan beberapa tetesan aromaterapi. Rasanya pasti akan sangat menyenangkan. Tiba-tiba saja sebuah lengan kekar memeluknya dari belakang membuyarkan angannya, Delia tersenyum saat menatap lengan itu. Ya, lengan itu adalah lengan Daffa. Pria yang berstatus sebagai suami Mega, adik iparnya. Mereka memang kini selalu terbang bersama karena Daffa selalu meminta diatur terbang bersama Delia.
Mega baru saja mengecek rumah mewahnya yang ditinggalinya bersama Daffa. Ia tak merasa curiga dengan suaminya karena Daffa begitu sering mengabarinya. Daffa memang pria yang pintar. Ia sangat lihat dalam menutupi perselingkuhannya. Bahkan Daffa mengirimkan beberapa barang dari luar negeri dan mengirimnya dengan ekspedisi pengiriman dari luar negeri untuk memanjakan Mega. Pria itu semakin perhatian untuk menutupi kesalahannya. Mega tak tahu bahwa Daffa bermain gila dengan kakak ipar kesayangannya. Mega menatap rumah mewahnya. Rumah itu terlihat sepi seperti tanpa penghuni. Rumah itu hanya ditinggali oleh seorang asisten rumah tangga. Mega pun tak di sana sampai malam karena jika telah selesai semua pekerjaan, rumah asisten yang dipekerjakan Mega akan pulang ke rumahnya yang tak jauh dari perumahan elite itu. Mega tertegun sejenak, ia merasa sangat kesepian. Ternyata hubungan pernikahan jarak jauh memang tak mudah. Wanita itu kerap dihantui rasa kesepian dan over thinking. Ya, kadang
Rizal sudah rapi dengan pakaian formalnya. Hari ini ia ada jadwal praktek di rumah sakit harapan ibu dan anak milik dokter Ali. Rizal membuka poliklinik spesialis gigi dan mulut di rumah sakit itu. Ia baru satu bulan bekerja di rumah sakit harapan ibu dan anak. Rizal pun praktek di beberapa rumah sakit yang ada di kota kelahirannya. Kariernya sebagai dokter gigi cukup mentereng karena banyak pasien yang merasa cocok berkonsultasi dengannya. Rizal terlihat sesekali menguap, Semalaman tidur Rizal tidak terlalu nyenyak. Ia memikirkan istrinya, Delia. Sudah beberapa minggu ini istrinya sangat susah untuk dihubungi. Semalam Rizal mengirimkan chat pada Delia, chatnya centang dua tapi tak ada balasan dari Delia. Tak pantang menyerah, Rizal pun melakukan panggilan, namun tak ada jawaban dari Delia. Istrinya mengabaikan panggilan itu. Entah apa alsannya. Biasanya Delia tidak pernah mengabaikan pesannya selama ini.Rizal merasakan firasat yang tak enak, ia merasa Delia sedang melakukan sesuatu
Lily baru bangun dari tidurnya. Ia tersenyum senang saat dirinya kini terbangun di rumah milik sang ibu mertua. Lily melihat suaminya sudah tidak ada di sana. Lily senang karena dirinya tak perlu repot memasak. Wanita itu langsung masuk ke dalam kamar mandi dan mandi dengan air hangat. Lily bersenandung kecil sembari mengoleskan sampo pada rambutnya yang basah.Sengaja Lily berlama-lama di kamar mandi. Ia tidak ingin Eril nanti menyuruhnya untuk membantu Bu Laksmi. Setelah mandi, Lily langsung mengoles kukunya dengan kutek. Ia memberikan warna merah seperti biasa. Kemudian wanita yang tengah hamil muda itu mengcurly rambutnya dan memberikan polesan make up seperti biasanya di wajah."Aku memang cantik!" Lily tersenyum kecil memandangi pantulan dirinya di cermin.Lily tidak akan pernah untuk tampil secara natural walaupun di dalam rumah. Ia teringat Eril yang kepincut dirinya saat masih bersama Sofia. Lily tidak akan membiarkan Eril berpaling darinya pada wanita lain. Lily tidak akan m
Seorang wanita dengan cekatan menata masakan buatannya di meja makan. Wanita itu bernama Sofia. Sofia membuat nasi goreng dengan telur ceplok. Wanita berusia 26 tahun itu harus berhemat agar uang bulanan yang diberikan suaminya cukup sampai gajian nanti. Suaminya yang bernama Chaeril Prayoga atau yang kerap di sapa Eril keluar dengan setelan santai. Pria itu terlihat tampan. Ditambah postur tubuhnya yang tinggi membuat penampilannya kian mempesona. Sofia mengernyit heran menatap pakaian yang tak biasa dari suaminya. Biasanya sang suami akan mengenakan setelan formal karena ini masih hari kerja. Sofia menahan pertanyaannya saat Eril mendudukan dirinya di kursi makan yang ada di hadapannya. "Telur lagi?" Eril berdecak kesal saat membuka tudung saji. "Iya, Mas. Hanya nasi goreng dan telur saja. Uang belanjaku sisa seratus ribu lagi, Mas," jawab Sofia dengan jujur. "Uang segitu banyak kok. Uang bulanan engga besar, tapi di tangan istri yang tepat bisa jadi makanan enak. Bisa bisulan
Akad nikah sebentar lagi akan dilaksanakan. Semua keluarga berkumpul di halaman depan rumah Bu Laksmi yang telah di dekor dengan sangat mewah. Sebetulnya Mega ingin menikah di gedung besar, tapi karena alasan Bu Laksmi ingin semua tetangga menyaksikan pernikahan Mega, akhirnya Mega berbesar hati untuk mengadakan resepsi pernikahan di halaman rumah ibunya yang sangat luas. Calon suami Mega pun tidak mempermasalahkan karena nantinya mereka akan melaksanakan resepsi kedua di kediaman calon suami Mega di Yogyakarta. "Kamu kenapa engga pake seragam?" Tante dari Eril mendekat pada Sofia yang tampak berbeda dari outfit keluarga lainnya."Dia lagi hamil. Jadi, baju yang kita jaitin engga muat!" Jawab Bu Laksmi cepat yang mendengar pertanyaan dari adiknya."Oh," Tante dari Eril itu hanya membulatkan bibirnya, lalu bergegas pergi untuk mengambil kendi yang telah diisi uang untuk acara saweran nanti.Sofia menundukan wajahnya. Ia memilin jarinya sendiri. Berada di tengah keramaian, tapi dirinya
Sofia menghembuskan nafasnya gusar. Ia sudah tahu pasti Bu Laksmi akan menolak memberikan surat mas kawin itu padanya. Sofia berusaha menutup telinga ketika Bu Laksmi mengomelinya dengan hardikan dan sumpah serapah yang memekikan telinga. Sakit hati? Tentu saja. Namun Sofia sudah biasa dengan makian mertuanya itu. Hingga ia hanya bisa memendam amarah dan sakit hatinya di dalam hati saja."Dokter bilang janin Sofia kini posisinya sungsang dan plasentanya ada di bawah. Jadi, kata dokter Sofia harus rajin USG. Sekarang Sofia gak punya uang lagi buat USG. Tolong ibu kasih suratnya ya, Bu! Toh Sofia meminta hak Sofia kan, Bu?" Sofia menyahut, ia tak tahan lagi jika harus diam saja. "Gini nih kalau punya istri engga berpenghasilan. Apa-apa minta ke suami," Laksmi mencak-mencak, amarahnya berkobar karena Sofia berani menjawab omelannya. "Sudahlah, Bu. Berikan saja suratnya! Memang itu sudah hak Sofia kan, Bu?" Bela Eril terhadap istrinya, ia sangat pusing dengan ibu dan Istrinya yang tidak