Share

50. Bukit

Di dunia gaib tempat Hendi berkelana tanpa bisa mengingat dirinya, Anggita juga memanggil-manggil namanya.

“Siapa yang memanggilku?” gumam Hendi di batas kesadarannya. Di dalam benaknya yang bagaikan sebuah mimpi itu dia mendengar dua suara berbeda memanggil-manggil satu nama yang sama, Hendi. “Siapa yang harus kujawab?”

Anggita meniup wajah Hendi dengan sihirnya, membuat pikirannya kembali jernih dan hanya bisa mendengar satu suara, suara milik Anggita.

“Bangun, Hendi, buka matamu,” perintah Anggita lembut.

Hendi mengerjapkan mata melihat Anggita. Kepalanya masih berdenyut sakit.

“Lihat aku saja, dengar suaraku saja,” ujar Anggita, “dengan begitu sakit di kepalamu akan perlahan hilang.”

Suara Anggita begitu lembut merayu, terdengar bagai musik indah di telinga Hendi membuatnya pasrah, menyerah sepenuhnya kepadanya. Sedikit demi sedikit Hendi membuang semua kecemasannya, semua usahanya yang tak perlu akan ingatan yang telah hilang.

“Yang sudah hilang, biarlah hilang, mungkin sedari aw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status