Share

Melamar 2

Sudut bibirku tertarik ke atas membaca undangan wisuda itu.

"Seriusan ini, Sat? Wah, predikat mahasiswa abadi lengser dong." Satriya mencebikkan bibir. Mendadak ia kesal, sudah persis Aluna saat keinginannya tidak aku turuti.

"Silakan, Mbak." Pemilik warung itu meletakkan dua mangkuk soto di atas meja.

Tanpa menunggu, kami mulai menikmati makanan itu. Aku harus meniupnya terlebih dahulu agar panas kuah sedikit berkurang. Rasa lapar membuat makanan sederhana begitu nikmat di lidah.

"Aku sudah siap, Mbak." Aku mengernyitkan dahi, tak mengerti dengan ucapannya.

Dengan santainya aku meneguk teh hangat itu.

"Aku siap menjadi suami kamu, Mbak."

Uhuk... Uhuk....

Sepanjang jalan kami diselimuti keheningan. Rasa canggung kian menerpaku. Sebegitu sulitnya menolak pernyataan cinta seseorang.

"Aku tidak mencintai wanita lain, Mbak," ucap Satriya seakan tahu isi kepalaku.

"Cinta bisa tumbuh dengan sendirinya, Sat."

"Berarti itu berlaku untuk Mbak Alin, dong. Cinta bisa tumbuh di hatimu un
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Meyke Sartika
Aku sih condong ke Satriya deh, secara kan Satriya masih sodara papa nya Aluna, jd lebih syg deh sm Aluna
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status