Share

Satriya Melamar

"Pengennya dijawab apa?"

"Mbak Alin tinggal jawab apa susahnya, sih? Jangan buat aku mati penasaran, Mbak!" ucapnya kesal.

Aku menahan tawa melihat sikapnya. Dia persis anak kecil yang meminta dibelikan permen. Bedanya ia tak sampai gulung-gulung di lantai.

"Mbak jawab dong! Jangan senyum-senyum doang!"

"Aku menolak lamarannya, Sat. Aku juga berniat mengundurkan diri dari perusahaan Pak Leo."

"Seriusan, Mbak?" tanyanya dengan wajah berbinar. Sebegitu bahagiakah dia? Astaga!

"Iya."

"Asyik ... Yes ... Yes. Aku masih punya kesempatan." Satriya berjoget kegirangan.

Aku menggelengkan kepala melihat sikap lelaki itu. Ya Tuhan, ada-ada saja tingkahnya.

"Mas Tara tidak datang di acara wisuda kamu, Sat?"

"Katanya gak bisa, Mbak. Imelda gak mau ikut atau pun ditinggal."

Imelda membutakan mata dan hati Mas Tara. Harusnya ia datang karena dia satu-satunya keluarga Satriya. Namun dia justru mementingkan perasaan istrinya.

"Tak apa-apa, Mbak. Ada Mbak Alin sudah lebih dari cukup."

"Udah ah,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status