Share

Chapter 55

Annisa tak mau beranjak dari tempatnya. Dia terus menangisi makam sang ayah yang baru saja selesai dikuburkan.

Bahkan walau derasnya hujan mengguyur seluruh tubuhnya, Annisa tidak peduli. Dia belum bisa ikhlas menerima kepergian papanya yang begitu sangat tiba-tiba.

Hatinya sangat sakit dan terluka, kini dia tidak memiliki siapa pun lagi. Satu-satunya orang yang begitu berarti dalam hidupnya telah pergi untuk selamanya.

"Sayang, ayo kita pulang." Zidane memayungi tubuh Annisa agar tidak kehujanan.

Zidane berjongkok, merangkul bahu Annisa mengajaknya untuk pergi dari sana, tetapi istrinya itu menolak ajakannya.

"Kamu pulang duluan saja. Aku masih ingin di sini," ucap Annisa lirih. Suaranya serak akibat menangis.

Zidane menghela napas, sendu matanya menatap istrinya yang begitu rapuh dan terluka.

"Aku mengerti perasaanmu saat ini," ucap Zidane.

"Tidak. Kau tidak mengerti perasaanku. Tidak ada yang mengerti apa yang aku rasakan sa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status