Share

216. Berdamai dengan Masa Lalu

Mobil Nadina berhenti di sebuah pemakaman umum pinggir kota. Keduanya segera turun dari mobil dan sejenak menarik napas sebelum melangkahkan kakinya untuk memasuki kawasan penuh nisan bernama itu.

“Mbak Nadina masih hafal posisinya? Apalagi ini sudah tujuh tahun sejak kematiannya. Pasti sudah banyak makam-makam baru, ‘kan?” tanya Melati saat keduanya mulai mengawasi tanah yang akan mereka pijak.

“Aku dan Mas Nadhif masih sering kemari setidaknya dua bulan sekali. Tetapi setelah kematiannya, aku tak terlalu sering datang kemari. Terakhir kali aku kemari satu tahun yang lalu. Jadi kuharap perubahannya tak akan begitu kentara,” ujar Nadina.

“Ahh, iya ‘kah? Wah, tetapi kenapa Mbak Nadina dan almarhum Gus Nadhif masih sering datang kemari? Maksud Melati, ya Melati tahu kalian orang baik, tetapi lokasi ini juga cukup jauh dari pondok ‘kan? Perlu kurang lebih empat puluh menit untuk kemari. Kenapa repot-repot?” tanya Melati panjang.

Nadina diam sebentar, langkahnya pun berhenti. Ia meman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status