Yang sama sekali tidak kuduga adalah nasibku akan berubah drastis begitu melangkah ke gedung Source Mind. Sandy memberiku kejutan yang luar biasa. Tidak hanya menandatangani kontrak agensi eksklusif denganku, dia juga mendaftarkan perusahaan teknik konstruksi dan dekorasi di Jola untukku. Modal yang terdaftar adalah sebesar 200 miliar. Bahkan, dia juga mengirimkan tim profesional dalam bidang desain struktural dan konstruksi. Sebelum pergi, aku benar-benar tidak tahu bagaimana mengungkapkan rasa terima kasihku. Sementara itu, Sandy hanya memegang tanganku dan berkata, "Kita saling menguntungkan, kok. Anda juga menyelamatkanku dari masalah lagi, jadi bisa melakukan sesuatu untuk Anda adalah kehormatan saya! Ketika kita sama-sama melewati masa sulit ini, saya akan mengundang Anda datang ke Jola. Kalau Anda membutuhkan sesuatu, jangan ragu untuk menghubungi saya!" Sandy memberiku satu set informasi rinci tentang jendela baja aluminium serta prosedur terkait. Aku tidak tinggal lama kar
"Jangan bicara yang aneh-aneh. Nakal sekali, makin hari ucapanmu makin pedas saja!" Setelah berbicara, dia menepuk bokongku dengan tangannya. "Aku akan menghadiahimu sesuatu!" Aku tersenyum dan bersandar di pelukannya. "Aku lapar! Lagian, kamu tega melakukannya waktu aku sakit?" Harry mengamatiku sejenak dan bertanya, "Kamu benaran sakit, ya? Kok kamu nggak bawa Adele pulang?" "Adele sangat pandai menghibur Ayah dan Ibu. Terus, dia juga nggak mau pulang. Waktu aku pergi, dia sama sekali nggak melihatku. Lagian, ada banyak anak di rumah tetangga. Jadi, dia bermain dengan senang di sana. Biarkan saja dia tinggal lebih lama lagi!" jawabku. Sebenarnya, aku menempatkan Adele di rumah orang tuaku juga karena ingin mengurangi kekhawatiranku. Bagaimanapun, putriku adalah kelemahanku. "Oke, ikuti saja keinginanmu! Istirahatlah dulu, aku akan segera memasak!" bujuk Harry yang kemudian berjalan ke dapur setelah memelukku. Aku berbalik dan kembali ke kamar, lalu memasukkan semua barang-baran
Seperti yang kuduga, Harry tidak pulang malam ini. Sementara itu, aku juga terus membolak-balikkan tubuh di ranjang karena tidak bisa tidur. Pagi harinya, Fanny meneleponku untuk memberi tahu kabar yang baik. Katanya, Harry tertangkap basah Jasmine saat berselingkuh dengan Hana. Ketika mendengar kabar itu, perasaan di hatiku bercampur aduk. Aku tidak tahu diriku seharusnya merasa senang atau sedih. Meski semuanya berjalan lancar sesuai rencanaku, aku tidak merasa bahagia. Aku benar-benar tidak tahu apa pertanda dari keberhasilan ini. Setelah bersiap-siap, aku pergi ke perusahaan. Tentu saja, sosok Harry tidak terlihat. Fakta ini membuatku sadar kembali. Meski aku tidak membuat jebakan ini, Harry tetap akan makin menjauh dariku. Aku mengingatkan diriku bahwa waktu tidak bisa diulang. Aku harus terus berakting supaya upayaku sebelumnya tidak berakhir sia-sia. Dengan kata lain, aku tidak punya jalan mundur lagi. Aku segera menyuruh James untuk menelepon Harry. Sesuai instruksiku, Jame
Aku sendiri merasa kaget dengan pertanyaanku yang tidak bijaksana ini. Sementara itu, Harry tampak terkejut, tetapi segera menenangkan dirinya. "Kekasih Hana!"Aku tertegun sejenak karena tidak menyangka reaksi Harry begitu cepat. "Sayang, percayalah padaku, beri aku kesempatan lagi! Prioritas utama kita adalah memenangkan proyek Bright Celestial. Jangan melewatkan kesempatan yang bagus demi masalah ini. Kamu yang mendirikan Aurous Construction pasti ingin membuatnya berkembang! Aku tahu diriku salah, kamu jangan terbawa emosi!" Harry memelukku erat-erat dan berkata dengan lembut, "Maya, aku salah! Maaf!" Ucapannya membuatku terdiam. Harry memang sangat mengetahui kelemahanku. Beberapa saat kemudian, aku mendorong Harry menjauh, lalu keluar dari kantornya dengan pelan. Aku memperingatkan diriku untuk tetap sadar dan tidak boleh melakukan kesalahan apa pun. Sebab, sampai saat ini, Harry masih saja melindungi Jasmine. Setelah kembali ke kantor, aku memeriksa semua pencarian populer la
Harry melontarkan dua kata, lalu tiba-tiba berhenti karena merasa ragu. Aku pun melanjutkan pekerjaanku. Aku tidak akan berinisiatif untuk membahas tentang beberapa hal. Bagaimanapun, aku adalah korbannya. Tentu tidak logis jika aku yang memberinya saran.Tepat pada saat ini, terdengar suara ketukan pintu. Kami pun sama-sama terkejut. Kemudian, Harry berjalan ke arah pintu dan membukanya. Bahkan, aku sendiri pun tidak menyangka bahwa orang yang datang adalah Fanny.Fanny langsung berjalan masuk, lalu menutup pintu dengan sekuat tenaga. Dia langsung berseru ke arah suamiku, "Harry, kamu benar-benar berengsek! Memangnya apa kelebihanmu? Hah?"Harry tahu bahwa Fanny memang selalu menggebu-gebu. Sifat sahabatku ini memang sangat lugas. Apalagi, Harry juga tahu bahwa Fanny sangat dekat denganku. Itu sebabnya, dia sama sekali tidak terkejut dengan sikap Fanny. Sebaliknya, pria itu langsung menunduk. Dia menunjukkan sikap yang sangat tulus ketika melakukan kesalahan."Bukannya aku pernah meng
Setelah makanan yang dipesan tiba, Fanny memanggil kami untuk makan, seolah-olah dia adalah tuan rumah."Ayo, cepat. Sebesar apa pun masalahnya, kalian tetap harus mengisi perut dulu agar memiliki energi untuk menyelesaikannya. Maya, lihatlah dirimu. Kita baru berapa hari nggak bertemu, tapi kamu langsung kurus bagaikan tiang listrik," ucap Fanny yang tidak tega melihatku. Sementara itu, Harry diam-diam menatapku dan mengambilkan lauk.Fanny berkata, "Harry, kamu harus segera mencari cara untuk menghentikan kerugian kalian. Kalau seperti ini terus, bukan hanya Maya yang dirugikan, tapi perusahaan kalian juga akan terkena imbas. Bagaimanapun, bisnis tetap harus jalan."Usai berkata demikian, Fanny lanjut menyerang titik lemah Harry dengan menambahkan, "Biasanya, bisnis pasti akan terdampak kalau terjadi hal seperti ini. Kamu dan Maya sudah membangun Aurous Construction dengan susah payah. Apalagi, aku juga melihat semua prosesnya."Harry akhirnya tidak tahan lagi. Dia memandangku secara
Fanny menatapku, sementara aku juga memandangnya. Kemudian, kita saling memberikan kode lewat tatapan. Fanny berusaha meleraikan kami dengan berkata, "Maya, kamu jangan marah lagi. Karena sudah seperti ini, kalian harus melewati kesulitan bersama."Sementara itu, aku langsung berlari ke toilet dengan mata yang memerah. Kemudian, aku mengeluarkan ponselku untuk mengirim pesan WA kepada James, lalu keluar dari toilet setelahnya. Begitu keluar, aku langsung bertanya, "Jadi, apa yang harus kulakukan? Katakan saja. Aku ... sudah nggak peduli lagi." Air mataku kembali mengalir dan ekspresiku terlihat sangat sedih.Tiba-tiba, ponsel Harry berbunyi. Dia bergegas melihatnya dan buru-buru mengangkat. Entah apa yang dikatakan di telepon, tetapi wajah suamiku tiba-tiba memucat. Tak lama kemudian, dia berkata dengan nada dingin, "Baiklah!"Usai menutup telepon, Harry menundukkan kepala dengan ekspresi tertekan. Fanny diam-diam memberikan tatapan tajam kepadaku, sementara aku merespons dengan mengan
"Bruk!" Jasmine mendorong pintu kantorku dengan keras dan bergegas masuk. Dia berteriak padaku dengan kesal, "Maya, kamu enak sekali, ya. Beraninya kamu berpura-pura menjadi bos di sini! Kamu nggak layak!"Aku duduk di kursi dan memandang Jasmine dengan tenang. James segera masuk dan maju untuk membujuk, "Nona, apa yang Anda lakukan? Kalau ada masalah, selesaikan saja di rumah. Ada begitu banyak orang yang sedang menonton di sini! Pengaruhnya kurang baik!" "Pengaruh apaan? Kenapa harus peduli dengan hal itu waktu bicara dengannya? Dia nggak layak dihormati olehku!" timpal Jasmine dengan mulut yang pedas. Melalui jendela kaca, aku samar-samar melihat orang di luar kantor yang berdiri dan melihat ke sini. Aku pun berkata pada James, "Biarkan mereka pulang kerja lebih awal sekarang, segera!" James bergegas keluar dan membubarkan staf yang sedang menonton. Para staf berberes dengan lambat dan meninggalkan kantor dengan enggan. Sebelumnya, jangankan dua jam lebih awal, mereka pasti akan