Share

44. Malam Pengantin

Fani masih terduduk di atas ranjang besar, suasana khas pengantin baru menyeruak ke seisi kamar yang sangat besar menurutnya. Setelah memutuskan mandi dan berganti pakaian, Fani hanya bisa menunggu pintu kamar itu. Ada yang mengetuk atau yang membuka, namun sampai pukul delapan malam tidak ada tanda-tanda seseorang akan masuk.

“Sayang,” panggil Bu Sundari mertuanya.

“Iya, Mah ” sahutnya buru-buru berjalan ke arah pintu lalu membukanya.

“Wah... menantu Mamah sudah mandi, jadi kelihatan tambah seger dan cantik,” puji Bu Sundari tulus sambil menelisik Fani dari kepala hingga ujung kaki.

Fani tersenyum menunduk malu. “Ayo kita makan dulu, Nak!” Bu Sundari menarik Fani keluar kamar tidurnya lalu berjalan bersama ke arah meja makan, di sana sudah ada Pak Karim, mertua lelakinya.

Matanya tidak berani lancang memandang sekeliling karena takut bila tatapannya bertemu dengan mata elang Munos. Fani mengangguk hormat pada Pak Karim lalu menyunggingkan senyum manis.

“Ayo, makan yang banyak, ya, F
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status