Share

The Fifteenth

Vania mengetuk jalan gang kecil menuju rumah David. Ia menyusuri jalan setapak sepanjang 20 meter dari tempat motor Fadil terparkir. Hatinya dipenuhi dengan tanda tanya.

“Yakinkah aku akan tinggal di sini?” gumamnya dalam hati.

Vania tak berhenti melihat-lihat bangunan pondok itu. Dilihatnya ada panggung pentas santri dan santriah. Ada kobong yang megah. Ada pula masjid yang indah. Di tengah-tengahnya terdapat beberapa kolam ikan. Beberapa santri sedang memancing di sana. Beberapa santriah sedang membersihkan piring di pinggirannnya.

“Hei..” sapa istri David.

“Tante..” Vania mencium punggung tangannya.

“Sini.. sini..” ajak istri David.

“Terimakasih tante..” Vania menudukkan kepalanya seraya tersenyum.

“Jam berapa dari sana?” tanya istri David.

“Jam 7-an lebih kalau gak salah, tante. Aku lupa. Hehehe.” Vania nyengir.

“Ya sudah, sini makan dulu..” ajak istri David.

Suara ponsel Istri David berbunyi. Dering

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status