Untuk menghindari pertengkaran, Denis sengaja menarik tangan Adinda agar cepat keluar dari kantin itu. Siapa yang tak tau kedekatan Karlina dan Roy, dan siapa juga yang tak tau sepak terjang Karina yang tak segan-segan melabrak para gadis yang dekat dengan Roy. Karina sebagai putri pejabat militer itu karena membawa nama besar ayahnya dibelakang namanya, sehingga tak ada yang berani melawannya dan tak ada juga yang berani melerainya jika sedang berkelahi kecuali Roy. Roy yang juga saudara sepupunya Rehan Adiputra itu hanya dengan membentak sekali maka Karlina langsung menurutinya."Yang tadi itu namanya Karlina, dia kekasihnya Roy, tadi saat dia menyanyaimu mengapa kau tidak menjawabnya ?"Denis mencoba menjelaskan kepada Adinda setelah mereka tiba di ruang kelas. Mumpung dosen belum masuk jadi mereka masih bebas mengobrol. Denis sempat menatap kesal pada teman barunya yang terlihat acuh tak acuh."Emang wajib ? Sudah sana buruan keluar, dosenku ntar lagi masuk," usir Adinda di akhir
Ketika mendengar hubungan sepasang kekasih itu telah berakhir, sebagian mahasiswi yang pernah mendapat perlakuan tidak baik dari Karina merasa bahagia. Mereka mendukung kedekatan Roy dan Adinda, tak ada lagi keinginan mereka untuk merebut perhatian pria tampan itu, melihat Karlina menderita karena putus cinta sudah membuat mereka puas.Roy tak pernah tau jika tujuan Adinda dekat dengannya itu karena saudara sepupunya Rehan, andai dia tahu sekalipun dia tak akan perduli karena dia sangat tahu seperti apa karakter sepupunya itu. Dingin seperti es terhadap wanita, dan diam-diam masih terus mencintai Putri Salsabila. Jadi Roy tidak akan terganggu sama sekali.Hari ini adalah ulang tahun Roy, dia selalu merayakannya di hotel atau di club bersama teman-temannya. Namun kali ini dia ingin dirayakan di rumah saja, tentunya dia ingin kehadiran saudara sepupunya sekedar menunjukkan kepada publik seberapa dalam kedekatan kedua saudara itu."Selamat datang kakak tampanku, sudah dapat pengganti bel
Adinda merasa terbang ke langit, betapa tidak, lelaki yang diimpikannya bersedia mengantarnya pulang kerumah. Selama dalam perjalanan Adinda sesekali melirik Rehan yang nampak fokus ke arah jalanan. Semula dia mengira tak akan ada lagi kesempatan baginya, tapi ternyata kesempatan itu datang tak terduga. Rehan sendiri bersikap seperti biasa, cuek dan angkuh. Jika bukan untuk membuat mantan isterinya cemburu, dia tak akan sudi mengantar gadis yang menurutnya tidak menarik hatinya. Selusin bahkan seratus wanita yang berusaha dekat dengannya tak akan bisa menggantikan Putri Salsabila di hatinya. Keegoisan yang tercipta diantara keduanya membuat mereka harus terpisah seperti ini. Mudah bagi Rehan untuk kembali mempersunting Putri Salsabila, bukankah mantan isterinya itu masih terus mengharapkannya ? Bahkan saat ini menurut informannya, mantan isterinya bahkan tak terlihat dekat dengan pria manapun. Dia masih ingin memberi pelajaran pada mantannya ini sampai dia benar-benar menyadari kesa
Siapa saja teman yang datang ke rumah Rehan pasti bingung dengannya, bagaimana bisa seorang pria tampan nan kaya mau saja hidup seorang diri tanpa pendamping. Tiga tahun hidup melajang untuk pria sebayanya sudah pasti segera mencari pendamping. Melihat rumah yang dipenuhi barang mewah seakan mengundang maling untuk mencuri di rumah itu, namun sampai dengan saat ini, bahkan maling profesionalpun tak bisa masuk ke rumahnya. Orang asing yang berdiri di ujung pintu gerbang pagarnya saja sudah di gonggongi anjing piaraan Rehan, memaksa diri untuk masukpun sudah pasti tubuhnya akan dicabik-cabik mahluk mengerikan itu. Rehan tahu hobinya ini bisa mengundang pencuri untuk memasuki rumahnya, namun sampai detik ini tak ada yang berani mencoba, atau mungkin memang belum saatnya rumahnya dimasuki maling. Rehan sedang berpikir untuk mengajak Adinda ke acara amal yang di gelar malam nanti oleh salah satu selebriti papan atas, tujuan acara itu untuk menggalang dana bantuan bencana alam di Palu.
Dari kecil Adinda sudah bercita-cita menjadi perancang busana. Sejak masa kanak-kanak, ia sudah memperlihatkan bakat alamnya, menggambar pola, membuat baju-baju boneka yang paling trendy. Setiap kali ia dengan bangganya memamerkan ciptaannya pada ibu dan ayahnya, keduanya memeluknya erat. "Kau sangat berbakat sayang, suatu hari kau akan menjadi perancang busana terkenal."Lain lagi dengan Keysa, dia seakan tak pernah punya cita-cita, saat Adinda memperlihatkan hasil karyanya dia hanya tersenyum dan berkata, "Kakak sangat luar biasa." Ibunya pernah berkata, "Sayang, setiap anak harus punya cita-cita, jadi untuk mewujudkan impianmu kelak, harus dimulai dari sekarang.""Aku bosan bu, aku ingin menjadi isteri yang sholehah saja." Syakila menatapnya tak percaya, semula dia berharap anak keduanya ini akan mengatakan aku ingin menjadi dokter, tapi nyatanya kalimat itu yang keluar dari bibirnya. Dan ketika Syakila menceritakan keinginan putri keduanya pada Geraldy, suaminya itu hanya berkat
Pagi ini Keysa tampil biasa saja, berbalut blouse biru langit dan celana jeans longgar hitam, berdua dengan Leo menuju ke perusahaan Sunshine.Gedung bertingkat yang mereka masuki merupakan gedung termegah di kotanya. Siapa yang tak tahu pemilik perusahaan itu, tampan dan kaya raya. Satpam menahan mereka di depan pintu gerbang, Keysa melongokkan kepalanya dan berkata jika mereka dari Yayasan Panti Asuhan hendak bertemu dengan pimpinan perusahaan.Awalnya satpam tak mengijinkannya, karena dia sudah bisa menebak jika mereka datang minta sumbangan, tetapi karena melihat wajah cantik Keysa akhirnya dia mengijinkannya masuk.Keysa menemui resepainis dan mengutarakan maksudnya."Apa sudah janjian sebelumnya ?" pertanyaan resepsionis cantik itu membuat Keysa menelan ludah.Dia tahu prosedur masuk ke perusahaan memang harus seperti itu, karena di perusahaan ayahnya yang tidak tergolong besar saja harus melewati prosedur seperti ini, untuk bertemu petinggi perusahaan hanya bisa bergantung pada
Saat menjelang fajar, Keysa bangun. Jika dihitung tidurnya hanya tiga jam. Tapi itu sudah sangat lumayan dari pada tidak tidur sama sekali.Bayangan dirinya mulai menjalankan misi mencuri cukup mempengaruhi adrenalinnya pagi ini. Dengan senyum kecut, Keysa masuk ke kamar mandi. Menyelesaikan semua rutinitasnya lalu berwudhu.Mata Keysa berkedip dua kali, menyegarkan pandangannya karena air yang sempat masuk ke dalam matanya. Sebenarnya hal yang paling ia inginkan sekarang adalah sholat lalu meringkuk lagi di tempat tidurnya. Tapi teringat bayangan pengusaha pelit itu membuatnya membuka mata lebar-lebar.Pukul 05.00 setelah subuh, Keysa keluar lewat pintu dapur. Bibi Hanah yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala saat Keysa menaruh jari telunjuk di bibirnya. Diantara hal pertama yang ia lakukan begitu sampai di lokasi adalah berjalan pelan sambil menunduk mendekati rumah itu.Keberuntungan seakan ada di pihaknya, Keysa melihat lima orang pembantu berjalan memasuki rumah mewah itu. Ar
Agaknya lebih dari sekedar kebetulan bagi Keysa bertemu dengan bibi Janah, kini karena pertemuan itu dia bisa masuk ke rumah yang di jaga anjing herder ini. Keysa menuruti semua yang di tunjukkan bibi Minah padanya."Ini barang tuan yang tak bisa di sentuh, kau hanya bisa membersihkannya dua hari sekali. Karena kemarin bibi Janah sudah membersihkannya maka hari ini kau tak boleh menyentuhnya."Bibi Mina menunjuk ke lemari yang berisi jam tangan, Keysa mengangguk. Tanpa di perhatikan dia sudah bisa menebak jika jam tangan itu bernilai ratusan juta. Keysa terus menunduk, dia menunjukkan kesan bahwa dia hanyalah gadis desa yang tak tahu barang mewah. "Kau cukup membersihkan kaca lemari saja untuk hari ini.""Baiklah bi."Keysa merasa keberuntungan sedang berada di pihaknya. Hanya dengan membersihkan lemari kaca dia bisa mengenali berbagai merek jam tangan mewah yang berada di balik kaca. Penampilan Keysa tidak terlalu menyolok. Pakaian yang di kenakannya mungkin saja bisa di temukan di