Share

Konferensi pers

Dinda kembali mengintip melalui lubang kecil yang ada di pintu kamar ke-tiga itu dengan napas tertahan. Namun kali ini sama sekali tak terlihat apa-apa, karena malam yang telah larut dan lampu kamar yang dimatikan.

"Dinda," Suara bariton Andra tiba-tiba terdengar dari belakangnya.

Dinda tersentak kaget. Ia sampai terlonjak berdiri dan spontan menoleh.

"Dok ... Dokter?" sahutnya tergagap. Sebagai orang yang tak suka lancang terhadap barang milik orang lain, tindakannya barusan membuatnya sangat malu. Gadis itu tampak pucat seperti maling yang tertangkap basah.

"Kamu sedang apa?" selidik Andra.

"Sa-saya sedang ... sedang mengambil minum," jawabnya. Lalu cepat-cepat melangkah ke kulkas dan membuka lemari pendingin itu.

Saking gugupnya, alih-alih mengambil air mineral, Dinda malah mengambil buah.

Lalu bergegas keluar dari dapur.

"Maaf, Dokter. Saya permisi tidur duluan," ucapnya saat melewati Andra.

Andra hanya menatapnya. Ia tahu Dinda sedang berbohong dan merasa gugup karena kar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status