Share

Pingsan Dalam Pelukan

Siska menunjukkan layar ponsel Dinda. "Lo mau hubungi Dr.Andra, kan? Tunggu sebentar, biar gue bantu."

Wanita itu mengetikkan nomor Andra. "Gue kirim pesan aja, oke?" tanyanya tanpa bermaksud bertanya sungguhan. "Maafkan saya, Dokter. Saya tidak bisa datang. Saya benar-benar tak punya keberanian untuk berbicara di depan kamera," ejanya sambil mengetik.

Mata Dinda seketika membulat. Siska benar-benar licik. Namun tak ada gunanya melarang. Wanita itu pasti tetap akan melaksanakan rencananya.

"Eh, jangan takut. Gue nggak kirim sekarang, kok. Gue akan kirim setelah lima menit acara dimulai. Jadi Janson tidak akan sempat membatalkan acaranya," Siska cekikikan setelah mengatakan rencananya.

Perempuan berpakaian seksi itu kemudian menelepon seseorang dengan ponselnya sendiri.

"Masuk sekarang!" titahnya singkat.

Seorang laki-laki berjas hitam muncul di balik pintu kaca salon dengan senyum yang lebih mirip seringai. Rambutnya dicat pirang. Dinda ingat laki-laki itu. Salah seorang dari te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status