Share

Ancaman

Bermenit-menit setelah Duta pergi, Rindu masih terpaku di kursinya. Dia merasa bersalah dan takut di saat bersamaan. Dia tidak bisa menahan Duta, terlebih memaksanya. Karena jika dia yang berada di posisi cowok itu, mungkin juga akan bertindak yang sama.

Wajar kalau Duta marah. Wajar kalau Duta tersinggung. Atau apa pun yang dia rasakan setelah mendengar tawaran Rindu, semuanya wajar. Manusiawi. Satu-satunya yang tidak wajar di sini adalah Rindu dan obsesinya.

"Gimana, Rin?" tanya Tasya begitu Rindu tiba di rumah.

Ketiga temannya sedang berkumpul di ruang tengah, seolah memang sedang menunggu kepulangan Rindu.

Bahu Rindu merosot perlahan. "Ternyata nggak segampang yang kita kira."

"Duta nggak mau?" Devi mulai cemas.

"Masa, sih, dia nolak bayaran sebanyak itu?" Beni ikut menimpali, sambil mengelus-elus kepala kucing kesayangannya.

"Dia bahkan pergi sebelum aku rincikan soal bayarannya."

"Ya Tuhan." Tasya menyugar rambutnya ke belakang. "Jadi nasib kita gimana?"

"Mending dari sekarang k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status