Share

Kata Maaf Penuh Makna

"Selamat pagi suamiku," sapa Rindu dengan nada dibuat-buat.

Duta yang tadinya masih mengucek mata seketika melongo. Dia bangun dalam keadaan perut keroncongan, sengaja langsung ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Tahu-tahu Rindu sudah menyiapkan sarapan.

"Sini, Suamiku, sarapan dulu." Rindu cengar-cengir.

Duta masih melongo. Ini nyata atau dia tidur sambil jalan dan sedang mimpi?

"Kok, malah bengong, sih? Ayo, sini. Mumpung masih hangat."

Oke ini nyata. Namun, kenapa Rindu jadi lebay begini?

"Jangan lagi manggil kayak tadi. Geli, ah!" protes Duta sambil mendekat.

"Loh, kenapa? Mulai sekarang kita harus terbiasa mesra-mesraan, biar nanti pas di depan kamera nggak kaku lagi."

"Tapi masa panggilannya harus 'suamiku' segala?"

"Atau mau dipanggil 'Sayang' aja?"

Duta memutar bola mata. "Terserah, deh. Kan, kamu bosnya. Aku cuma dibayar di sini."

Gerakan tangan Rindu terhenti. Dia urung menuang susu ke gelasnya.

"Tapi, Ta, meskipun pernikahan kita ini sifatnya hanya sementara,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status