*Portal Pewarisan*Yira duduk bersila dan memejamkan mata, dia mulai fokus dengan arahan dari Kura-kura besar itu. Perlahan namun pasti dia merasakan aura dingin masuk ketubuhnya dan menyebar ke pembuluh darahnya. Satu persatu teknik es muncul dalam kesadaran Yira."Gadis kecil bersiaplah, fokuskan energi dan pikiranmu, aku akan mewariskan teknik es terkuat." ucap Kura-kura.Yirapun mengangguk, mulai melakukan apa yang di arahkan suara tersebut. Yira merasakan aura dingin yang sangat kuat, aura dingin itu terasa mengalir di sekujur pembuluh darahnya. Rasa dingin itu membuat pembuluh daranya serasa akan meledak.Situasi ini sama dengan yang dialami Yira sebelumnya, saat dia menyerap esensi ular berbisa Russell. Bedanya waktu itu dia dibantu oleh Xieyun, kali ini dia harus berjuang sendiri mengatasi rintangan tersebut.Dalam situasi seperti ini sekelebat ingatan Dewi Yiren muncul. Dia melihat Dewi Yiren mengadopsi seekor Kura-kura kecil. Ingatan itu membawanya hingga Kura-kura itu tumbuh
*Kota Mille Ova*Yira berlari kesebuah gang sepi."A-yun aku sudah tidak tahan!" teriak Yira.Xieyun yang tidak tahu menahu hanya bisa mengikuti Yira berlari dari belakang. Saat sudah sampai di gang sepi dia melihat Yira sudah dalam posisi melayang dan dikelilingi cahaya biru sama seperti yang terjadi sebelumnya. Xieyun langsung bersikap waspada dikala ada orang yang lewat, dia takut aura dan kejadian Yira menerobos diketahui oleh orang setempat.Walaupun kota ini termasuk naungan dari negara Ignis Ventus tetap saja, ada mata-mata dari segala penjuru. Beberapa jam berlalu Yira akhirnya selesai menerobos tingkat 3, Xieyun bertanya-tanya bagaimana bisa orang berkultivasi secepat itu."A-yi saat kamu keluar dari Portal Pewarisan kultivasi mu tingkat berapa?" tanya Xieyun."Tingkat 2 level 8." jawab Yira.'Cepat sekali.' gumam Xieyun.Xieyun mendengar 2 orang berbicara, mereka mengintip 2 prajurit kerajaan yang sedang berpatroli mengobrol. Prajurit itu mengatakan bahwa walikota kali ini be
"Aku mengetahuinya." singkat Wang Lin. Mereka yang mengerti apa yang dimaksud Wang Lin saling tatap. Setelah Si anak selesai makan, Xieyun akan membawa mereka ke sebuah tempat. Xieyun menggendong Si anak agar cepat sampai. Xieyun memebawa mereka ke sebuah penginapan. Setelah membayar kamar, mereka segera masuk. Xieyun mendudukan Wang Lin di tepi tempat tidur. "Katakan Wang Lin!" ucap Xieyun. Si anak hanya diam, menatap Yira yang berdiri di belakang Xieyun. Yira yang mengerti segera menggusur posisi Xieyun. Dia berjongkok dan memegang kedua tang Wang Lin samil menatapnya lembut. "Wang Lin, katakan nak! Semua yang kamu ketahui." ucap Yira lembut. "Orang jahat itu bersalaman dengan orang dari sekte Lan. Mereka ingin mengganti raja." ucap Wang Lin. Yira dan Xieyun saling tatap. Mereka mengerti orang jahat itu adalah walikota dan orang sekte Lan pasti utusan ketua sekte. Setelah itu Yira meminta Si anak melanjutkan ceritanya. "Orang jahat itu menerimanya. 1 Bulan lagi mereka akan me
Rombongan kerajaan sudah hampir sampai. Yanwei memerintah semuanya untuk bersiap menyambut raja. Saat rombongan kerajaan tiba, Lan Yanwe dan Ruyan maju menyambut sendiri. "Hormat pada Yang Mulia." ucap Yanwei dan Ruyan serentak. Mereka berdua dan yang lainnya membungkuk memberi hormat. Raja Xiao Xing menyuruh mereka berdiri. Yanwei mempersilahkan Raja Xiao Xing masuk dan duduk di tempat yang sudah di sediakan. "Yang Mulia kami sudah menyiapkan sebuah penampilan untuk menyambut anda." ucap Yanwei yang duduk di samping raja. Para penari keluar, membentuk formasi tari. Musik pun di putar, para penari menari dengan sangat luwes. Di pertengahan penampilan, waktu Yira untuk muncul. Yira masuk dengan riasan cantik menggunakan cadar pada wajahnya. Dia memberi hormat kepada Raja, tersenyum dengan cantik. Pesonanya membuat seluruh ruangan terpesona, tak terkecuali Xieyun yang berdiri di belakang Raja. Xieyun baru pertama melihat penampilan Yira yang seperti itu, hingga Xiyun tidak bisa meng
Hampir Seminggu tinggal, rombongan kerajaan kembali ke kerajaan. Setelah Yanwei, Ruyan dan Yira mengantar rombongan, mereka melakukan kegiatan masing-masing. Yira yang sedang menjamu pelanggan, melihat Ruyan keluar. Yira tidak menghiraukan itu, pasti setiap orang memiliki kesibukan sendiri. Saat sore menjelang. Yira diberitahu bahwa ada seorang pria berwajah dingin, mengenakan pakaian berwarna hitam berpadu dengan coklat mencarinya. Yira mengangguk dan segera menemui orang itu. "A-yun, kenapa kamu datang?" tanya Yira. "Tidak apa-apa, besok bisakah kita keluar?" Xieyun bertanya balik. "Em... baiklah, aku akan ijin atasanku." jawab Yira. "Aku akan menunggumu di kedai biasa." ucap Xieyun sebelum pergi. Yira mengangguk lalu masuk melakukan pekerjaannya. Yira yang lama tidak bertemu Xieyun merasa senang bisa bertemu lagi. Yira melihat Ruyan kembali dengan pakaian kotor. Dia tidak ambil pusing, Yira kira Ruyan mungkin jatuh di jalan. 'Oh iya, bagaimana bisa Xieyun kesini begitu cepat
'Apakah anak itu sudah mati?' Ruyan bertanya pada Si pria. Suara Ruyan terdengar hingga ke dalam kamar. Yira yang mendengarnya melepas pelukan Xieyun. Dia ingat Ruyan membencinya. Yira yang terbawa emosipun mengira Ruyan yang menculik Wang Lin. Yira lekas membuka pintu langsung menampar Ruyan, hal itu membuat Si pria tadi kabur. Yanwei yang melihat pria itu kabur menyuruh penjaga rumah hiburan mengejarnya dan menangkapnya hidup-hidup. "Apa yang kamu lakukan padanya?!" bentak Yira. "Melakukan apa? aku tidak tahu." ucap Ruyan. Ruyan terus dipukuli oleh Yira, namun Ruyan tidak mau mengakui apapun. Mereka saling beradu kekuatan, Ruyan menggunakan pisau terbangnya untuk melawan Yira, sedangkan Yira mengeluarkan pedangnya. Untungnya Yanwei dan Xieyun menghentikan mereka sebelum ada pertumpahan darah. "Jadi kamu punya anak haram? Sungguh murahan!" ujar Ruyan. "Tutup mulutmu!" bentak Yira yang tersulut emosi. "Kalian tenanglah!" Bentak Yanwei. Yanwei melerai mereka sambil menengahi m
Yira masuk ke kamar Ruyan. "Ada apa?" tanya Yira. "Duduklah!" ucap Ruyan. Yira duduk di kursi yang sudah Ruyan sediakan. Ruyan mempertanyakan kembali tentang balas dendam kepada sekte Dantian. Dia sedikit ragu, karena kekuatan sekte tersebut tidak bisa dibuat mainan. YIra tersenyum dan meyakinkan Ruyan bahwa mereka akan berhasil membelas dendam yang mereka tanggung selama ini. Yira mendekat dan memberitahu bahwa dia memiliki seseorang yang bisa membantu. Kemudian mengungkap rahasia kepada Yira. "Sekte Dantian memiliki anak setengah dewa." ucap Ruyan. "Aku tahu." singkat Yira. "Kamu tahu, baigaimana bisa kamu setenang ini?" tanya Ruyan sambil mengerutkan keningnya. "Ruyan, tenanglah! Dia hanya setengah dewa bukan dewa." ucap Yira. Ruyan mengubah posisinya yang semula rebahan menjadi duduk bersandar. Dia mengingatkan Yira untuk tidak meremehkan musuh. Yira mengangguk dan tersenyum, karena dia sudah memiliki cara sendiri untuk meleawan sekte biadab itu. Yira menatap Ruyan lalu
Lan Yanwei memandu jalan menuju kediaman sekte Lan. Dari ibu kota, letak sekte Lan lumayan agak jauh. Mereka berjalan di tengah hutan karena hutan ini memisahkan antara ibu kota dengan sekte tersebut. "Kita hampir sampai, kita istirahat dulu." Ucap Yanwei. Mereka semua setuju, Xieyun dan Yanwei berburu hewan untuk dijadikan makanan. Yira yang menunggu merasa kekuatannya bergejolak lagi, kemudian dia bersila untuk memusatkan energinya. Dalam sekejap Yira kembali melayang dan berjuang untuk menerobos ranah tingkat empat. Selama Yira di kota Mille Ova, dia sering bertarung dan mengaktifkan seni beladirinya. Itu membuat kultivasi Yira perlahan naik level hingga akhirnya dia menerobos. Yanwei yang kembali lebih dulu terlihat panik melihat keadaan Yira. Yanwei berlari ingin menyelamatkan Yira, namun saat sudah dekat dia terpental jatuh. Xieyun yang melihat usaha Yanwei segera menghentikannya. Kemudian Xieyun menjelaskan. "Yira sedang menerobos, cahaya biru yang mengelilinginya adalah e