Share

Tebusan

“Halo. Pak Adian bisa tolong ke Bridge Cafe dekat kampus? Ini soal Erlin,” ujar Windy panik menghubungi Adian.

“Kenapa dengan Erlin? Apa terjadi sesuatu padanya?” balas Adian tak kalah ikut panik. Dia sudah berpikir terjadi hal yang buruk pada gadis itu.

“Saya juga enggak ngerti, Pak. Dia terus menangis dan enggak mau berhenti. Saya sampai bingung bagaimana menghadapinya.”

“Tapi dia baik-baik saja ‘kan?” tanya Adian memastikan.

“Ya gimana ngomongnya ya, Pak? Masa’ orang sedang menangis begini saya katakan baik-baik saja,” ujar Windy menjadi semakin bingung sendiri.

“Maksudnya dia tidak terluka ‘kan?”

“Oh, kalau itu sih enggak,” tutur Windy membuat Adian menghembuskan napas lega.

“Ya sudah tolong jaga Erlin dulu ya. Saya segera ke sana,” pesan Adian yang kemudian langsung mengakhiri panggilan.

Windy kembali mengantongi ponselnya setelah selesai berbicara dengan Adian. Dia masih terus berusaha menenangkan Erlin agar berhenti menangis. Untung saja suasana cafe itu sedang sepi. Kalau tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status