Share

Gelisah tiada akhir

Menatap hampa keluar jendela membuat Kayana tak sadar jika dirinya telah tiba di depan rumah. Lamunannya terbuyarkan suara manis dari Abil yang bersenandung merdu di sampingnya. Kayana menoleh. Sedikit senyuman terbuka lebar dari bibirnya yang mungil.

Abil ikut tersenyum sambil terus berdendang.

"Inget lagu ini enggak?" Kayana menggelengkan kepalanya. "Ini lagu yang pernah aku dengar waktu kamu lagi sedih."

Kayana mengerutkan dahinya. "Kapan?"

"Waktu kamu bilang, kamu enggak sanggup jalanin masa training di kantor karena sering dibully. Kamu sering denger lagu ini sama aku."

Kayana terdiam. Ia merenung sesaat. Sungguh, ia lupa apa saja yang telah ia lakukan saat baru pertama kali menjadi staf baru di perusahaan itu.

"Abil, kalau aku memilih keluar dari kantor. Bagaimana tanggapan kamu?" tanya Kayana yang terlihat serius. Abil menghentikan senandungnya. Sungguh ia pun bingung, karena Kayana terlalu cepat bertanya.

Abil berpura tak mendengar. Napasnya berembus sangat berat. Ia se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status