Share

Mencari si peneror

"Papa...."

Suara Rafandra menggema keras di depan ruangan operasi sebuah rumah sakit. Di hadapannya, pintu itu tertutup dengan lampu merah menyala di atasnya.

Dada pria itu berguncang hebat saat mendapat kabar ayahnya terhantam kendaraan di luar kantor setelah pertemuan bersama dengannya di kantor notaris. Dirinya menyesal tak mengajak ayahnya tadi.

"Rafa, sudah. Jangan seperti ini." Alyssa datang dengan wajah tegar. "Doakan papa baik-baik saja."

"Rafa menyesal tidak pulang bersama dengan papa tadi. Rafa menyesal." Rafandra memukul dadanya. Air matanya mengalir melewati pipinya hingga jatuh mengenai kemejanya. Lemas, ia menundukkan kepalanya lalu bersandar di bahu ibunya. "Maafkan Rafa, ma."

"Kamu enggak salah sayang. Ini sudah takdir."

Keduanya berpelukan. Sayang sekali, Kayana tak diizinkan ikut ke rumah sakit karena kehamilannya. Alyssa takut menantunya nanti kelelahan.

"Permisi nyonya." seseorang bertubuh besar datang menghampiri Alyssa. Ia memberi hormat lalu membisikkan s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status