Share

Wanita Idaman Lain

Akhirnya Nafa meninggalkan Tian setelah mereka saling bersalaman.

Setelah sosok Nafa benar-benar sudah keluar, Tian segera menelepon Anwar yang menjabat sebagai staf divisi personalia.

“Ke ruangan saya sebentar.”

Tak lama Anwar datang dan langsung duduk di kursi yang tadi di duduki Nafa.

“Ada apa?”

Jika di depan rekan kerja, mereka sangat profesional selayaknya atasan dan bawahan. Tetapi jika sedang berdua, mereka biasa saja selayaknya teman pada umumnya.

“Nafa resign.” Tian memijit keningnya sambil memejamkan mata.

“What? Resign, nggak becanda, kan? Kamu?”

“Ck. Ya nggak lah. Nih, surat pengunduran dirinya.”

Anwar memeriksa surat tersebut. Sekaligus undangan yang tadi diberikan Nafa pada Tian.

“Astaga. Patah hati banget gue. Sia-sia memendam cinta bertahun-tahun,” lirih Anwar yang masih memandangi surat undangan berwarna merah hati tersebut.

“Jadi Lo suka sama Nafa?” tanya Tian yang memang tidak tahu soal itu. Sebab Anwar tidak pernah mengatakan apa pun. Juga tidak pernah menunjukkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status