Share

Keluar Panti

PoV Abang

Aku terus memohon agar Nenek bersedia ikut pulang ke rumah, tinggal bersamaku dan Ayu.

“Berdiri, Nak. Jangan seperti ini. Duduklah.” Nenek menepuk sebelah kanan tempat tidur. Aku menuruti. Wanita yang telah melahirkan Bunda menatapku lekat.

“Dengar, Nenek sudah tua. Tidak mau merepotkan kalian.” Lirih Nenek berkata. Aku membalas tatapannya dengan sorot mata memohon.

“Nek, tidak ada yang direpotkan. Apakah Nenek tidak ingin, di masa tua Nenek tinggal bersama darah daging Nenek sendiri? Apa Nenek tidak ingin melihat buah hati Dendi?” Sesaat Nenek terdiam. Ia menelisik wajahku. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Aku menunggu jawaban ‘iya, atau bersedia ikut.’ Namun, hanya helaan napas dan kebisuan yang menyelimuti. Tidak ada jawaban pasti.

Tiga Nenek jompo yang sedari tadi duduk di luar, masuk ruangan. Dua di antara mereka merebahkan dir

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status