Share

Awal Mula Penderitaan Karamel

Beberapa hari sebelum kejadian...

"Sial... sial... sial... lagi-lagi Kara! Lagi-lagi Kara! Kalau seperti ini terus, bonus HP baru dari Daddy ngga akan pernah aku dapatkan!" teriak Amel karena lagi-lagi kalah dari Karamel karena pihak perusahaan lebih memilih Karamel yang lebih mahir dalam segala bidang.

Kakinya terus mondar mandir karena lagi-lagi dia kalah dalam seleksi magang.

Amelia Christopher. Mahasiswi seangkatan Karamel yang selama ini selalu mencoba untuk melengserkan kedudukan Karamel dalam segala bidang. Kedudukannya yang selalu nomor 2 setelah Karamel membuatnya membenci sosok jenius di kampusnya itu.

Beberapa hari yang lalu, ada tawaran dari sebuah perusahaan yang menawarkan pekerjaan sebagai seorang karyawan lepas di sebuah perusahaan bonafit. Tentu saja tawaran tersebut seperti angin segar untuk sebagian mahasiswa yang ingin berkembang.

Namun sepertinya menembus lowongan itu akan sangat sulit apabila Karamel turut bertanding. Dan inilah kenyataannya, benar-benar Karamel lah yang mampu menaklukkan lowongan tersebut.

"Ya kali direkturnya akan milih lo, secara ada Kara yang selalu mahir di segala bidang." balas Mecha santai yang membuat mata Amel mendelik tajam.

"Lo sebenarnya temen sapa sih, Cha?" sungut Amel yang kecewa dengan respon sang sahabat yang tak mendukungnya maju.

"Bukannya gue ngga mendukung, tapi ya harusnya sadar dirilah kalau kemampuan lo itu belum pantas disandingkan sama Kara."

Setelah selesai berucap, malah kini kepala Mecha menjadi pening karena geplakan tangan Amel yang lumayan keras di kepalanya.

Bukan... Bukan karena dia tidak mendukung sahabatnya untuk maju ke menang dalam perebutan posisi pekerjaan tersebut. Tetapi bukankah hidup harus selalu realistis? Jika ada yang jelas-jelas mampu, untuk apa kita berpaling ke yang kedua?

Semua mahasiswa kampus NUSANTARA jelas paham. Karamel Nandhita, seorang mahasiswi multitalenta yang selalu membabat habis piala kejuaraan. Dari sains sampai olahraga selain beladiri. Itu kelemahannya.

"Kalau ngga pernah dicoba, ngga bakalan kita tau kemampuan anak NUSANTARA selain Karamel. Semua kejuaraan dibabat habis sama dia dari gue SD. Gimana ngga gedek gue sama itu perempuan? Capek gue selama ini selalu menjadi bayangannya dia?" geram Amel yang memang disetujui oleh Mecha.

" Lalu mau lo gimana? Mau demo ke kampus ? Ya kalau didengarkan. Kalau ngga, rugi tenaga, rugi waktu juga rugi harga diri, Mel! " keluh Mecha.

Amel berpikir sebentar. Benar! Dia harus mencari tambahan pendukung. Karena kalau cuma berdua, tidak akan pernah di dengar oleh pihak kampus.

" Kita cari tambahan pendukung. Ya kali diantara ratusan anak Nusantara ngga ada yang ngga ngedukung kita! " tegas Amel kembali.

"Gue akan bantu Lo!" suara dari pintu masuk membuat atensi kedua orang yang berada di dalam kelas jadi berubah.

Selly, Brenda dan Kimmy. 3 Angel dari kampus NUSANTARA. Cantik, kaya, pintar namun eksistensi mereka seperti tidak berguna kalau sudah disandingkan dengan Karamel.

" Maksud Lo?" tanya Amel yang sepertinya ragu trio Angel itu akan membantu dirinya.

"Jangan pura-pura go****! Kita tau kalian akan menghancurkan Karamel tapi bingung tak ada pendukung. Kita kan bergabung sama kalian untuk menghancurkan Karamel. Tetapi ada syaratnya!" balas Selly tak kalah tegas.

Mecha dan Amel saling bertukar pandang sejenak lalu kembali menatap Selly dengan yakin.

" Apa syaratnya? "tanya Mecha dan Amel serempak.

" Cukup diam dan bungkam. Apapun yang akan kami lakukan nanti, kalian harus pura-pura buta dan tuli. Sanggup? " jelas Kimmy yang dibalas pandangan bingung dari 2 orang di hadapannya.

" Ngga melanggar hukum kan? "tanya Mecha lirih. Tak lucu rasanya jika harus menghancurkan Kara tapi ujungnya menghancurkan masa depan mereka juga jika ketahuan.

" Kalau ngga melanggar hukum, akan kurang seru nantinya. Asal kalian bungkam, aku yakin apa yang akan kita lakukan, tak akan pernah terendus polisi." jawab Brenda dengan yakin.

"Kalau kalian hanya menyuruh kami diam, untuk apa kalian mengajak kami bergabung dalam rencana kalian?" ucap Amel karena merasa ragu dengan trio Angel NUSANTARA tersebut.

Jangan-jangan nanti mereka hanya butuh boneka untuk dijadikan tersangka. OGAH!!!

"Kami butuh kalian untuk mengokohkan rencana. Kau sahabat Kara. Biarpun Kau sahabat busuk sih..." ucapan Selly membuat Kara mendelik tajam.

Biarpun itu kenyataan, tak perlu dipertegas juga kan?

"Jangan marah!" ucap Selly sembari merangkul pundak Amel mencoba mengurangi emosi bakal tim busuknya itu.

"Lalu kalau aku sahabatnya, apa rencana kalian?" tanya Amel tegas to the point.

"Kau ajak dia ke tempat yang sudah kami atur. Hanya mengajaknya kesana. Selanjutnya, biar kami yang melanjutkan rencana." tegas Selly yang dimufakati Brenda dan Kimmy.

"Bagaimana kalau ada yang curiga?" tanya Amel kembali karena sejujurnya dia pun takut melakukan penjebakan ini.

"Pintar-pintarlah Kau yang mengatur. Bukankah selama ini hanya Kau yang dianggap sahabat sama Kara?" tegas Selly.

Amel dan Mecha saling pandang kembali mencoba saling meyakinkan. Tak lama kemudian, keduanya sama-sama mengangguk.

"Oke!"

*****

Sementara di sebuah basecamp yang tak lagi berbentuk, keempat PUNGGAWA inti masih memandangi sang ketua PUNGGAWA yang mengamuk.

"Kenapa sih kita bisa kalah dalam tender kemarin? BRENG***!" ujar Rama d

Menciptakan game, menjadi joki game, bahkan mereka juga membuat desain untuk kaos distro dan rumah mode. Merasa tertantang, mereka lalu kompak mendirikan sebuah perusahaan yang berbasic properti.

Dari penyewaan, pendirian, desain, mereka kelola sendiri. Hingga sekarang perusahaan itu mampu berkembang dengan sangat baik.

Namun dalam 1 bulan ini semuanya serba kacau. Seolah-olah mereka tengah dilingkupi awan hitam hingga seringkali sial dalam 1 bulan ini.

"Kau tak curiga ada racun di dalam anggota kita ?" tanya Sandy dengan curiga.

Ucapan Sandy membuat perhatian para inti PUNGGAWA memandang komputer-komputer yang berada di ruang utama basecamp ini.

Basecamp yang sengaja mereka dirikan untuk tempat berkumpul dari SMP ini masih terjaga dengan baik. Bahkan mereka lebih senang menginap di tempat ini daripada pulang ke rumah.

Basecamp ini bebas dimasuki siapapun oleh anggota. Sehingga buat anggota yang berkhianat tentu akan dengan mudah mencari informasi dalam komputer yang dapat diakses bebas tersebut.

"Sepertinya omongan Sandy benar. 2 tahun ini kita selalu di puncak. Mungkin kita juga lengah dalam menyeleksi anggota baru sehingga memudahkan penyusup masuk." sambung Dirga.

Selama ini, bukan PUNGGAWA inti yang menyeleksi anggotanya. Hanya tangan kanan mereka saja. Apakah ini yang membuat mereka lemah hingga mudah dimasuki penyusup?

" Hah... Pikirkan nanti itu! Kepalaku sudah panas! Hubungi Ringgo! "perintah Rama yang membuat senyuman anggota inti PUNGGAWA yang lain tersenyum lebar.

" Thank you, Bos! Fress apa second, Bos? " tanya Prabu dengan senyum yang mengembang.

" Terserah yang penting tidak expayed! "jawab Rama dengan lantang yang dibalas gelengan kepala anak buahnya yang lain.

" Mie instan kali Bos! "balas Prabu tak kalah lantang.

Matanya kini menatap keempat kawannya yang lain. Senyum tersungging sembari menaik turunkan alisnya.

" PESTAAAAA..."

"PESTA PESTA PESTA... YUHUUUUU..."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status