Share

Andai Rasa Itu Ada

   Matahari sore lembut masuk ke dalam dashboard mobil. Menyentuh tangan di atas perut. Erika mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang, melewati satu demi satu pohon perindang di jalanan kota yang lenggang.

“Sepertinya hari ini sendu sekali, ya,” komentarnya ketika mobil berhenti mengikuti nyala lampu merah.

“Begitulah.”

“Apa perutmu sakit?” tanyanya.

“Enggak, kok!”

    Erika memincingkan mata, memerhatikan ke arah perutku.  Buru-buru aku memiringkan badan, menghadap jendela samping.

“Aku gak apa-apa!” tukasku.

“Lapar?”

“Enggak juga.”

“Sayangnya, aku lapar. Tante di rumahmu tadi itu gak nawarin apapun sama sekali.”

“Nanti kumasakan begitu sampai. Mau makan apa?”

“Ayam  sayur.”

    Erika menarik tuas perseneling, menginjak gas lalu mobil bergerak saat lampu kuning berubah jadi hijau.

“Baiklah. Nanti kubuatkan,” jawabku.

&n

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status