Share

Perjanjian Pernikahan Nomor 5

“Pak, bangun, jangan tidur di sini. Kami mau buka.” ucapnya. Suara itu membuat mataku samar-samar melihat bayangan seseorang dengan pakaian putih. Sontak, aku bangun dari posisi terlentang.

Begitu aku sepenuhnya tersadar, aku bertanya kepada perawat yang membangunkanku.

“Jam berapa ini, Mbak Suster?” tanyaku.

    Dia melirik benda yang melingkar di pergelangan tangannya.

“Jam delapan,” jawabnya.

    Aku mengambil posisi duduk, mengumpulkan nyawa yang seolah baru saja kembali dari kelananya.

“Maaf, saya ketiduran.” Aku tersenyum tanpa rasa bersalah karena sudah menggunakan fasilitas umum untuk keperluanku sendiri.

   Perawat itu hanya menggelengkan wajahnya, heran kemudian berdecap dan berlalu setelahnya sembari memeluk papan alas di dada.

    Semalam, rasa lapar dan lelahku dikalahkan oleh rasa kantuk. Aku berjalan dari atap ke ruang tunggu di depan loket pendaftaran. Aku menyibak rambut, menging
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status