Share

16. Satria Galau

Belakangan Tami terlihat lebih diam. Wanita itu tetap melakukan rutinitasnya dan melayani semua kebutuhan Satria. Hanya saja, semua dilakukan tanpa suara.

Satria kesal sendiri. Dia merindukan ocehan Tami. Sudah sejak malam itu istrinya seolah mendiamkannya, meski akan tetap menjawab bila ditanya. Berbeda bila sedang berbicara dengan mama Emilia, dunia seolah milik mereka berdua. Tawa Tami bahkan kadang terdengar begitu kencang dan lepas.

Merasa sudah tak tahan, ingin meluapkan rasa rindunya. Satria menangkap lengan Tami yang sedang berjalan melewatinya. Dia menarik ke pangkuan dan memerangkap pinggangnya erat.

“Apaan, sih, Mas. Aku mau ke dapur.” Protes Tami.

Satria diam. Dia hanya menatap wajah teduh Tami dan malah menahan napas. Tiba-tiba rasa gugup hinggap dan malah menyemburkan kalimat lain, “Kalau kamu masih mendiamkan aku, jangan salahkan aku kalau semua fasilitas untuk keluargamu akan aku hentikan.”

Bibir Tami maju karena cemberut. Tangannya mengepal menahan kesal dan akhirnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pena Ilusi
uih! Keren 🤍...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status