Share

24. Perlahan Terbuka

Bersyukur, hari ini Tami sudah boleh pulang ke rumah. Jahitan pada kakinya sudah mengering dan kondisi organ vital pun semua baik. Tapi memang belum diperbolehkan untuk terlalu banyak beraktivitas dan berjanji akan mengonsumsi makanan sehat juga obatnya dihabiskan.

“Jangan telat saat meminum obatnya ya, Bu.” Pesan dokter saat visit terakhir.

“Tentu, Dok. Saya yang akan selalu mengingatkan, jjka perlu akan saya siapkan selalu.” Bukan Tami yang menjawab, tapi Satria dengan penuh semangat bagai sedang berlomba.

Dokter tersebut hanya terkekeh sembari mengangguk dan menepuk lengan Satria dua kali dan melirik Tami sesaat tersenyum tipis lalu melangkah pergi hingga akhirnya tak terlihat lagi kala pintu menutup.

Tami cemberut ketika Satria menoleh dan bertatap muka dengannya. Tak lama tawa geli terdengar dan dagu Tami di coleknya.

“Aku cuma bantu jawab, Sayang.”

Mendengar Satria menjawab dengan penuh kelembutan, malah membuat mata Tami mendelik. Merasa sedikit aneh karena Satria mendadak keli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pena Ilusi
keren, semangat otor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status