Share

Bab 18

“Semalem Cantika kesini lagi?!” teriak Fandy. Matanya melotot tapi tangannya dengan cekatan menerima sodoran sepiring nasi goreng kecap buatan Lian.

Lian mengangguk. “Tapi gak nginep, kok. Habis makan malem trus pulang. Dia kalang kabut ditelepon Kakeknya,” terang Lian sambil mulai makan.

Fandy mendengus kesal. Dikiranya ancaman Rahadi terhadap Lian bisa membuat Cantika ciut dan melepasbebaskan cowok itu. Tapi makin hari malah makin dekat saja interaksi mereka.

“Lian, lo kenapa sih gak bisa nolak Cantika? Apalagi sekarang lo tuh dalam bahaya.” Fandy mengunyah makanannya dengan kasar. Dia khawatir sekaligus kesal pada sahabatnya itu. Cantika saja takut pada kakeknya, bagaimana bisa Lian tetap bersikap santai?

Lian tersenyum getir. “Gimana mau nolak dia, Fan? Kontrakan ini aja dia yang bayar.” Lian menoleh pada Lilo yang sedang grooming di dekat kakinya. Selama beberapa hari tinggal di tempat baru itu, Lilo terlihat nyaman. Mungkin efek kontrakan mahal. Lian jadi sayang untuk pindah ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status