Share

Bab 56

Lian, Sandi, dan Arumy duduk di ruang tengah. Arumy meremas-remas tangan, raut mukanya tampak kesal. Sandi mengurut kening. Lian hanya terdiam.

Perasaan Lian berkecamuk. Dia cukup shock dengan perkataan Sandi bahwa wasiat mendiang ibu tentang pernikahannya dengan Arumy adalah kebohongan belaka. Padahal dirinya sampai dirundung galau, terutama saat kepulangan Cantika ke Jakarta. Tapi jauh di lubuk hatinya ada rasa lega. Tanpa sadar sudut bibir Lian terangkat sebentar. Dia tidak menyangka akan selega itu karena tidak perlu menikahi Arumy.

“Tapi Bang Sandi gimana bisa tau kalo wasiat Ibu itu palsu?” tanya Lian memecah keheningan.

“Selama beberapa minggu sebelum meninggal, aku kan terus nemenin Ibu,” jawab Sandi.

“Gimana kalo ternyata Ibu kasih wasiat itu ke Arumy waktu kita masih di Jakarta?” Lian masih coba mengorek fakta agar benar-benar yakin bahwa wasiat pernikahannya itu tidak pernah ada.

Sandi menghel

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status