Bab 27 : Ke Rumah IbuAlex hanya terdiam saat Tira mengatakan jika dirinya menyukai Tisa. Bahkan alex tak menyalahkan atau menepis apa yang telah Tira lakukan. Ia hanya diam menunduk, tak berani memandang Tira."Kenapa kau diam? Benar apa yang ku katakan tadi? Kau menyukainya?" Tanya Tira pada Alex."Sayang, kau salah paham. Mana mungkin aku menyukainya dalam waktu beberapa hari saja? Itu tak mungkin," Alex menyangkal apa yang dituduhkan oleh Tira."Syukurlah, hanya prasangka saja. Semoga kamu terus teguh dalam pendirianmu. Lalu, apa lagi yang kita tunggu? Ayo kita pulang dan beritahukan semua ini pada ayahku," ajak Tira pada Alex."Haruskah pergi sekarang juga?" Tanya Alex."Baiklah, kamu beristirahat dulu. Lagian, kamu pasti capek. Besok pagi, kita akan pulang ke rumah," ucap Tira. Tira langsung merebahkan tubuhnya di bed hospital kemudian menyelimuti dirinya. Ia membiarkan Alex tidur di sofa di ruangan itu. Ruangan itu memang lain dari ruangan yang lainnya, karena Tisa meminta jik
Bab 28 : KeputusanSaat ibu hendak ke belakang mengambil camilan untuk Tisa, Alex dan juga temannya, ibu membalikkan badannya karena pertanyaan dari Tira. Ibu menyadari jika suara yang keluar dari wanita tak dikenal itu mirip sekali dengan putrinya Tira. Ibu mendekat beberapa langkah ke arah Tira berada, dan melihat wajahnya dengan seksama."Kau siapa?" Tanya Ibu yang kini berdiri tepat di hadapan Tira.Manik mata Tira langsung berkaca-kaca. Ia tak tahan jika harus menyangkal jika dirinya adalah orang lain. Ia yakin jika ibunya akan menerima apa yang telah terjadi padanya. Dan ia pun yakin ibu akan memberikan solusi yang terbaik bagi dirinya juga Tisa pun Alex.Tira terdiam menunduk, sementara Tisa memegangi tangan ibunya seolah melarang ibunya bertanya hal itu kepada Tira. Namun Ibu penasaran karena suara itu adalah suara dari putrinya yakni saudara kembar dari Tisa."Jawab. Kau siapa?" tanya Bu Mira."Tisa, dia siapa? Apa dia temanmu?" Tanya Bu Mira pada Tisa yang kini masih ada di
Bab 29 : Intimidasi di rumahPak Arya yang tiba-tiba datang itu, langsung melangkah menuju ruang tamu dan mengatakan hal yang membuat semua orang yang ada di ruang tamu itu terbengong mendengarnya. Kemudian, Ia duduk tepat di samping Tira dan menunjukkan jika kenyataan dirinya, merasa bersyukur atas Tira yang selamat dari penculikan itu. Namun, berbeda dengan bu Mira, Ia merasa jika Pak Arya tak adil pada Tisa. Bu Mira merasa jika Pak Arya tak akan pernah bisa menerima jika Tisa kembali kepada keluarga Alex. "Pak, mana bisa bapak bilang kalo Tisa yang gantikan aku? Aku yang pacarnya Alex, Pak." Protes Tira kepada Pak Arya sembari memohon di bawah kaki Pak Arya."Kamu ini cantik. Kau bisa dapatkan yang lebih dari Alex sekarang ini. Bahkan, kau harus mengganti nama kamu," ucap Pak Arya tanpa beban kala Ia menyuruh Tira menerima keputusannya."Mana bisa begitu? Aku nggak mau! Aku juga punya kehidupan sendiri. Aku nggak bisa terus-terusan jadi Tira. Nggak!" Pekik Tisa yang memang sedari
Bab 30 : Tempat baru TisaTisa mengepalkan tangan dan menjadikan perkataan ayahnya itu sebagai cambuk bagi dirinya. Tisa melangkahkan kakinya ke luar rumah dengan kepedihan. Ia meninggalkan rumah dengan dijemput oleh seseorang.Semmentara itu, Alex masih tak percaya jika Tisa malah pergi dari rumah. Ia tak menyangla jika Pak Dananh bersikap diskriminatif pada Tisa."Pak, itu Tisa pergi loh. Gimana dengan orang tuaku? Apa yang akan aku katakan pada mereka?" Tanya Alex pada Pak Danang."Kau tidak perlu cemas. Dia nggk akan bisa bertahan di luar rumah. Dia itu anak yang dikit-dikit butuh uang. Dikit-dikit minta uang. Dia akan pulang jika dia butuh uang. Palingan juga dua hari," ucap Pak Danang enteng dan tak mempermasalahkan apa yang terjadi pada Tisa.Alex yang ragu dan bingung langsung pamit daru rumah namun Bu Dita tiba-tiba saja muncul di hadapan Pak Danang dan Alex."Tunggu, Nak Alex. Kau mau kemana? Bisakah kau bicara dengan Tira?""Tapi Bu Tis .."Ibu mhon," pinta Bu Dita memohon
Bab 31 : PenghianatanTisa terbengong melihat ekspresi wajah Meta yang sepertinya menyembunyikan seduatu dari Tisa."Kenapa? Apa ada yang kau sembunyikan? Kenapa? Ada apa?" Tanya Tisa lagi pada Meta.Meta memutar otaknya, mencari kata-kata yang pas agar Tisa tidak curiga dengan apa yang dikatakan oleh Ani."Ini karena kita harus segera pergi ke makam. Bukannya kau ingin berziarah ke makam ibuku? " kata Meta kepada Tisa."Tapi, kenapa Ani bilang seperti itu ya? Oh ya, Apa hubungan Aris dan Ani sudah sejauh itu? Kok bisa? " Tisa yang penasaran, hanya bisa bertanya-tanya tanpa mendapatkan jawaban yang jelas dari Meta. Tentu saja Meta menyembunyikan semuanya karena ia takut jika Tisa mengetahui kebenarannya, persahabatannya akan hancur."Sudahlah. Kita sudah sampai di tempat ibuku. Tempat peristirahatan ibuku, Ayo kita berdoa untuk ketenangannya, "ajak Meta pada Tisa.Mereka pun langsung duduk berjongkok dan mendoakan almarhum ibunya Meta, yang tentu saja salah seorang yang berarti bagi
Bab 32 : Ada Dia."Soal itu ..." Meta langsung menghentikan apa yang akan ia katakan. Ia takut jika Tisa lambat laun akan tahu hubungan dirinya dan juga Aris."Kenapa? kenapa kau diam? Aku yakin ada sesuatu yang sedang kalian berdua sembunyikan dariku! Tapi, apa itu? " kata Tisa yang benar-benar curiga dengan apa yang dilakukan oleh Aris dan juga Meta.Aris melepaskan pandangannya dari Meta, kemudian melangkah menuju ke arah Tisa, lebih tepatnya Aris berada di antara Meta dan Tisa. Dia berdiri di tengah-tengah keduanya."Baik. Gue akan katakan yang sejujurnya sekarang juga. Gua nggak mau membohongi siapa-siapa di sini. Gue hanya ingin bersikap jujur kepada diri gue sendiri. Bukan egois, tapi yang bakal gue katakan ini adalah kenyataannya. "" Aris, kau?" Kata Meta seolah melarang Aris mengatakan apa yang terjadi diantara keduanya.Sementara itu Tisa, semakin yakin jika Aris dan Meta menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Tisa pun hanya terdiam dan sesekali melihat kearah Meta yang menu
Bab 33 : Kembali jadi menantu.Semua orang melihat ke arah Tisa dan Alex. Mereka sangat heran dengan tingkah keduanya. Alex pun tak membiarkan hal itu terjadi. Kemudian ia memperlihatkan sebuah kartu yang menyatakan jika dirinya dan Tisa adalah suami istri."Kalian semua yang ada di sini! Jangan berpikir yang negatif kepadaku dan istriku. Dia adalah istriku yang istimewa. Jika kalian semua mengira jika aku melakukan kekerasan kepada istriku, kalian salah besar! Aku melakukan semua ini karena dia tidak suka pergi ke butik. Semua wanita biasana menyukai hal itu. Namun dia lain, dia lebih suka makan dari pada memakai pakaian yang bagus. Jadi kalian tidak usah memandangi kami seperti itu!" Ucap Alex dengan tegas kepada setiap pelanggan yang memelototi dirinya dan juga Tisa.Tentu saja para wanita yang ada di butik itu merasa terkagum-kagum dengan aksi yang Alex lakukan. Mereka semua bergemuruh dan menyukai apa yang Alex lakukan kepada Tisa. Bahkan tak sedikitpun orang di sana memuji dan m
Bab 34 : PengakuanSaat Lisa bertanya soal alasan Alex memilih Tisa, Ia bungkam dan seolah tak ingin menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Tisa. Malahan Alex langsung mengalihkan perhatian Tisa ke hal lain." Aku mau ke kamar dulu. Aku lelah. Bye, " ucap Alex sembari melambaikan tangannya ke arah tisa."Hei! Kau belum menjawab pertanyaanku!" Tisa berteriak namun dirinya langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan karena takut Bu Sani akan mendengarkannya.Tisa menghembuskan nafasnya kasar, setelah itu ia menyandarkan tubuhnya ke papan sofa yang ada di belakang tempat ia duduk. Ia menatap langit-langit ruang tamu kemudian berpikir soal Tira yang mungkin sekarang sedang marah-marah kepada dirinya." sekarang gimana? Apa gue harus tetap tinggal di sini? " gumam Tisa lirih.Tiba-tiba saja, Bu Sani muncul dan duduk di sofa berlawanan arah dengan Tisa duduk saat ini. Tisa yang terkejut langsung mengubah posisinya menjadi duduk dan Bu Sani sedikit tersenyum melihat tingkah tisa yang terke