Bab 32 : Ada Dia."Soal itu ..." Meta langsung menghentikan apa yang akan ia katakan. Ia takut jika Tisa lambat laun akan tahu hubungan dirinya dan juga Aris."Kenapa? kenapa kau diam? Aku yakin ada sesuatu yang sedang kalian berdua sembunyikan dariku! Tapi, apa itu? " kata Tisa yang benar-benar curiga dengan apa yang dilakukan oleh Aris dan juga Meta.Aris melepaskan pandangannya dari Meta, kemudian melangkah menuju ke arah Tisa, lebih tepatnya Aris berada di antara Meta dan Tisa. Dia berdiri di tengah-tengah keduanya."Baik. Gue akan katakan yang sejujurnya sekarang juga. Gua nggak mau membohongi siapa-siapa di sini. Gue hanya ingin bersikap jujur kepada diri gue sendiri. Bukan egois, tapi yang bakal gue katakan ini adalah kenyataannya. "" Aris, kau?" Kata Meta seolah melarang Aris mengatakan apa yang terjadi diantara keduanya.Sementara itu Tisa, semakin yakin jika Aris dan Meta menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Tisa pun hanya terdiam dan sesekali melihat kearah Meta yang menu
Bab 33 : Kembali jadi menantu.Semua orang melihat ke arah Tisa dan Alex. Mereka sangat heran dengan tingkah keduanya. Alex pun tak membiarkan hal itu terjadi. Kemudian ia memperlihatkan sebuah kartu yang menyatakan jika dirinya dan Tisa adalah suami istri."Kalian semua yang ada di sini! Jangan berpikir yang negatif kepadaku dan istriku. Dia adalah istriku yang istimewa. Jika kalian semua mengira jika aku melakukan kekerasan kepada istriku, kalian salah besar! Aku melakukan semua ini karena dia tidak suka pergi ke butik. Semua wanita biasana menyukai hal itu. Namun dia lain, dia lebih suka makan dari pada memakai pakaian yang bagus. Jadi kalian tidak usah memandangi kami seperti itu!" Ucap Alex dengan tegas kepada setiap pelanggan yang memelototi dirinya dan juga Tisa.Tentu saja para wanita yang ada di butik itu merasa terkagum-kagum dengan aksi yang Alex lakukan. Mereka semua bergemuruh dan menyukai apa yang Alex lakukan kepada Tisa. Bahkan tak sedikitpun orang di sana memuji dan m
Bab 34 : PengakuanSaat Lisa bertanya soal alasan Alex memilih Tisa, Ia bungkam dan seolah tak ingin menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Tisa. Malahan Alex langsung mengalihkan perhatian Tisa ke hal lain." Aku mau ke kamar dulu. Aku lelah. Bye, " ucap Alex sembari melambaikan tangannya ke arah tisa."Hei! Kau belum menjawab pertanyaanku!" Tisa berteriak namun dirinya langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan karena takut Bu Sani akan mendengarkannya.Tisa menghembuskan nafasnya kasar, setelah itu ia menyandarkan tubuhnya ke papan sofa yang ada di belakang tempat ia duduk. Ia menatap langit-langit ruang tamu kemudian berpikir soal Tira yang mungkin sekarang sedang marah-marah kepada dirinya." sekarang gimana? Apa gue harus tetap tinggal di sini? " gumam Tisa lirih.Tiba-tiba saja, Bu Sani muncul dan duduk di sofa berlawanan arah dengan Tisa duduk saat ini. Tisa yang terkejut langsung mengubah posisinya menjadi duduk dan Bu Sani sedikit tersenyum melihat tingkah tisa yang terke
Bab 35 : Mengungkap FaktaPerasaan Tisa tak karua, saat Alex menyatakan perasaannya kepada Tisa. keringat bercucuran hingga tangan gemetaran. Bahkan saat ia menyukai Aris, ia tak pernah merasakan hal seperti itu. Namun kali ini, ia merasakan hal lain saat Alex menyatakan perasaannya kepada Tisa." Tidak adakah perasaan untukku?" Katanya Alex mengulang pertanyaannya kembali.Tisa kembali diam dan sesekali memikirkan perasaannya. Namun Dia bisa mengungkapkan apa yang terjadi dalam hatinya karena ia menyadari jika Percuma saja dia menyatakan perasaannya kepada Alex karena Tira juga keluarga Alex." kau ini egois. Disaat Tira ingin kembali bersamamu, kenapa kau malah menyatakan jika kau menyukaiku? Bagaimana dengan kedua orang tuamu? Apa pernah kamu memikirkan mereka? Kenapa Kau sungguh egois memikirkan dirimu sendiri? " penuh pertanyaan Tira menjawab perasaan Alex hingga Alex pun terdiam dan menatap Tisa lekat.Saat Tisa menyadari jika dirinya dipandang oleh Alex, Tisa langsung menunduk
Bab 36 : Terbongkar.Tira berniat akan membongar identitas Tisa. Ia akan mengatakannya pada Bu Sani dengan caranya sendiri. Dan Tira pergi tanpa diketahui Pak Arya dan juga Bu Mira. Karena jika sampai kedua orang tuanya tau, mungkin saja Ia tak akan dimaafkan oleh kedua orangtuanya.Tira diam-diam keluar dari rumah lewat pintu belakang. Ia mengendap-endap saat menutup pintu. Sungguh, Tira sangat hati-hati dalam melangkahkan kakinya."Non Tira," sapa Bibi dari belakang, yang merupakan pembantunya.VTira terkejut hingga hampir saja Ia jatuh. Ia langsung memberi tanda dengan cara memperlihatkan jari telunjuk yang disimpan di bibirnya."Bibi bisa diam tidak? Oh ya, bibi jangan adukan hal ini sama Ibu atau bapak. Bibi bilang aja kalo aku nggak bawa barang ini. Ya? Bisa tidak?""Tapi, Non. Ibu kan lagi makan di sana. Pastinya ibu sudah tau kalo Non Tira bawa itu," kata Bibi sembari menunjuk ke arah apa yang Tira bawa."Enggak! Ibu nggak tau, pergi sana masuk!" Kata Tira pada Bibi sembari me
Bab 37 : KeritisTisa tak bisa mengatakan apapun lagi saat ditanya oleh Bu Sani soal kebenarannya. Ia sungguh akan kehilangan sosok Bu Sani yang penyayang dan mulai Ia sayangi dan hormati. Ia juga akan kehilangan Alex jika sampai Ia mengakui semuanya. Ia belum siap kehilangan orang-orang yang saat ini mulai Ia sayangi."Tira, siapa kau sebenarnya? Jawab!" Kata Bu Sani ingin segera mendengar jawaban dari Tisa.Namun, Tisa masih bungkam. Dan Ia hanya diam membisu kala ditanya soal kebenaran yang dikatakan Tira. Sementara itu, Tira tersenyum puas dan tak sabar karena Ia pikir sebentar lagi Tisa akan keluar dari rumah Alex dan dirinya akan diterima di rumah ini."Dia, Tisa." Ucap Alex tiba-tiba dari arah belakang.Alex datang dan langsung berdiri di samping Tisa. Seolah, Ia juga siap dengan semuanya."Alex? Kamu sudah tau?" Tanya Bu Sani yang mulai memegangi kepalanya dan sedikit memberikan pijatan."Bu, apa yang dikatakan oleh dia adalah benar." Ucap Alex sembari menunjuk ke arah Tira.
Bab 38 : DiusirTentu saja Tira merasa heran dengan perkataan yang dilontarkan Alex padanya. Karena Ia masih berpikir jika Alex masih mncintai dirinya seorang. Alex menarik tangan Tira dan membawanya ke luar ruangan. Ia juga membiarkan Tisa tetap berada di dalam, menunggu Ibu Sani siuman."Tira, aku minta maaf sama kamu. Tapi inilah kenyataannya. Aku memang tak bisa. Tak bisa meneruskan hubungan kita.""Itu kata kamu, Mas. Gimana jika Ibu setuju jika aku yang jadi menantunya? Dan Ibu membiarkan Tisa pergi? Apa yang akan kamu lakukan? Lepaskan tangan aku!" Tira mencoba melepaskan genggaman tangan Alex yang sedari tadi menggenggam tangannya dengan erat.Alex diam saat mendengar Tira mengatakan hal yang Ia juga tidak tau harus apa, jika Ibunya sampai mengusir Tisa.Tiba-tiba saja, Pak Joni muncul dan langsung mendekat kepada Alex. Alex pun tentunya merasa sangat terkejut karena ia Belum menghubungi ayahnya yang hari itu pergi ke kantor."Dimana ibumu? Bagaimana kondisinya?" Tanya Pak Jo
Bab 39: Gak bisa pulang.Sementara itu, Tisa pergi melangkahkan kakinya tanpa arah dan tujuan. Hatinya begitu merasa bersalah karena Bu Sani yang belum juga sadar dari komanya. Tisa masih saja mengingat saat bagaimana Bu Sani pingsan dan dirinya tidak bisa berbuat apapun. Saat Tisa berjalan beberapa langkah, Ia melihat di keramaian jalanan dengan lulu-lalang banyaknya mobil. Saat itu, sebuah mobil berhenti di sampingnya seolah menyuruh Tisa untuk berhenti.Suara pintu mobil terbuka dan di sana Tisa melihat Ibunya yang langsung mendekat pada Tisa. Bu Mira langsung menarik tangan Tisa dan membawanya masuk ke dalam mobil. Lalu Pak Arya membawa Tisa pergi ke rumahnya. Sepanjang perjalanan, tentu saja Tisa heran dengan kelakuan kedua orang tuanya."Ibu dan bapak kenapa? " tanya Tisa sembari melihat wajah ayahnya yang sepertinya marah besar. Harusnya Tisa menyadari jika memang mereka marah karena ulah Tira yang muncul di hadapan keluarga Andara." Kamu tahu, Tira ada di mana?" tanya Pak A