Share

69

Ini adalah kedua kalinya Anan dan Kinar makan bersama dengan Zahra. Untuk selera, Anan menukikkan alis sebelah kanannya dan bergumam jika pilihan Zahra tidaklah buruk. Seakan-akan wanita itu tahu caranya menyenangkan tamu.

“Karena kamu tamu agung makanya dia memilih tempat mahal yang privasinya betul-betul di jaga,” ucap Kinar.

“Kata siapa?” Anan menggelengkan kepalanya seraya menggandeng tangan Kinar. “Aku lebih suka nasi padang, lamongan pinggir jalan atau bahkan angkringan yang harganya murah meriah. Makan di tempat mahal seperti ini terlalu membuang-buang uang. Aku jelas menyayangkan itu.”

“Juga tidak mungkin di siang bolong seterik ini Zahra mengajakmu makan di pinggir jalan. Warung tenda itu selalu buka di sore hari hingga dini hari. Jangan konyol!” hardik Kinar.

“Sayang, kenapa kamu selalu menghinaku?” Anan meletakkan kedua tangannya di atas meja dan menatap Kinar intens. “Aku tidak seroyal itu dan lagi pula kamu tahu dari mana aku berasal.”

“Oh, jadi sekarang kamu mulai tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status