Share

Peringatan

“Jangan bilang yang Kakak maksud adalah Aldo?” Desy bertanya pada Evan. “Apa benar Aldo juga menginap di penginapan ini?” Dia merasa bersemangat saat membahas tentang Aldo.

“Siapa lagi kalau bukan dia? Otak mesum yang pecundang itu,” Evan menjawab tanpa menoleh ke arah Desy. Dia masih asyik melahap nasi goreng buatan Desy.

“Kakak! Jangan sebut dia pecundang. Dia akan menjadi adik ipar Kakak. Kalian harus akur,” protes Desy.

“Kenapa aku tidak boleh memanggilnya pecundang? Sampai sekarang dia belum menghubungi Kakak untuk meminta restu,” ujar Evan.

“Jadi Kakak akan merestui kami?” Desy berteriak girang.

“Siapa bilang? Aku hanya akan merestuinya jika dia berusaha keras dan berhasil meluluhkan hatiku.” Evan menjawab asal.

“Kenapa hati Kakak seperti batu? Kakak harus sedikit melunakkan hati Kakak. Aldo adalah laki-laki yang baik dan berkualitas. Kakak akan menyesal jika melewatkan dia,” rengek Desy. Dia menangkupkan kedua tangan di depan dada, memohon kepada Evan.

“Terserah kamu,” ujar Eva
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status