Share

39. Tender

Hari telah berlalu, aku pun sedikit merasa puas dengan hidup. Semua yang dipesan oleh Rowena telah berhasil aku penuhi. Bahkan kamar Amel pun aku desain sendiri. Senyum gadis kecilku mengembang saat melihat hasil desain kamarnya yang sempit kini terlihat sedikit leluasa.

Masih aku ingat ucapan terima kasih yang terlontar dari bibir kecilnya. Begitu pula dengan Yoga. Pria kecil itu juga ikut tersenyum senang, bahkan dia memeluk adik perempuannya penuh kasih. Memory yang sangat membuatku selalu tersenyum.

"Hai, Mbak Ann!" sapa Anton saat melewati meja kerjaku.

"Hai, mau kemana kamu, Le?" tanyaku pada Anton yang ngelunyur saja setelah menegurku.

"Hehe, mau ke toilet, Bu. Ikut?" godanya sambil mengerjapkan mata.

"Kirain mau ke pantri, iya sudah sana dilanjut!" perintahku dengan nada santai.

"Mau dibikinkan kopi, Bu?" tanya Anton.

"Boleh, takaran seperti biasa ya!"

Anton memgangguk dan mulai melanjutkan perjalanannya menuju toilet. Setelah nunggu beberapa saat seorang OB masuk dalam ruang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status