Altreisa melihat ke arah sang Raja dan pria itu sedang tersenyum meremehkan. Altreisa menghembuskan nafas pelan. “Baiklah jika kalian memakssa. Maka aku juga akan memberi syarat akan tuduhan ini” Ucap Altreisa “Pembunuh tidak punya hak berbicara” tentang sang raja, Adair “Sayangnya, saya bukan pembunuhnya” jawab Altreisa “Apa bukti yang bisa kau tunjukkan untuk itu?” tantang sang Raja “Ingatan saya” jawab Altreisa pendek Adair terdiam, wajahnya menunjukkan kebingungan. “Ingatanmu bisa saja kau manipulasi agar terbebas dari kejahatan yang kau buat” “Yang mulia. Saya tidak menyangka jika anda sangat bodoh sekarang” ejek Altreisa “Tutup mulutmu pembunuh!” hardik Adair tidak terima “Kenapa saya harus menutup mulut saya?” tanya Altreisa “Apa yang saya katakan tidak lah salah. Anda sangat bodoh” “Kau yang duduk sebagai hakim” tunjuk Altreisa dengan tangan terantai “Apa kau lupa hukum penyihir yang mengatakan ‘jika sang pelaku terus mengaku tidak bersalah, sedangkan bukti ada di
Ingatan itu mulai memudar dan tubuh Altreisa meluruh seketika. Semua orang yang melihat ingatan milik Altreisa tidak bisa lagi membantah jika wanita itu tidak bersalah. Adair pun sudah tidak bisa lagi memojokkan Altreisa. Dengan di bantu salah satu penyihir agung, Altreisa berdiri. “Sekarang kalian sudah melihatnya, bukan? Aku sama sekali tidak ada hubungannya dengan kematian Daria” ucap Altreisa “Tapi kau yang mengatakan ada sihir pada mendiang Daria Goulet” Adair masih mencari celah Altreisa “Karena memang begitu adanya. Aku memang bisa melihat aliran sihir itu dari kecil, apa ada yang salah? Lagi pula aku masih lah gadis yang belum banyak mengetahui sihir saat itu” jelas Altreisa “Nyonya Altreisa terbukti tidak bersalah. Semua ingatannya benar adanya. Lagipula sihir dan racun yang membuat Nona Muda Goulet meninggal bukanlah sembarangan. Pantas jika Nyonya Altreisa tidak mengetahui hal itu di usia muda” jelas penyihir agung “Lalu sihir apa itu?” tanya Lorcan “Racun yang menge
Altreisa dan Piper mempersiapkan semua hal yang akan mereka butuhkan. Suami Altreisa baru saja sampai di mansion pagi tadi. Setelah sang suami mengatakan apa tujuan raja tamak itu terus memojokkan De Sade terus menerus, membuat Altreisa langsung memutuskan untukl segera melancarkan rencananya.Adair menginginkan semua kekuatan yang di miliki oleh keluaraga De Sade. Salah satu yang harus mereka lakukan adalah dengan membaca dan mengartikan artefak kuno yang berada di tangan De Sade.Karena Adair yakin jika Altreisa tidak akan menyerahkan semua itu, pria itu memilih untuk menghancurkan De Sade dan mengambil semua peninggalan sebagai barang sitaan. Altreisa yang mendengar hal itu langsung naik pitam.Altreisa sudah tidak memiliki banyak waktu untuk memindahkan semua artefak, buku kuno dan semua pernak pernik lainnya. Wanita itu sedang di buru waktu.“Sudah siap semua istriku?” tanya sang suamiAltreisa yang mendengar suara suaminya segera menghambur ke pelukan pria itu. Dia membutuhkan t
Dua jam keduanya terus bertarung tiada henti. Bahkan Piper sudah tertidur dengan posisi duduk. “Katakan, sebenarnya apa maumu penyihir?” tanya sang naga “Aku menginginkan guamu” “Untuk apa?” “Untuk menjaga hartaku, tentu saja” jawab Altreisa Melihat sang naga yang terdiam, Altreisa menyeringai. Naga begitu menyukai harta. “Berikan hartamu, maka aku berikan gua ini” ucapnya “Tidak akan, hartaku terlalu berharga” “Enyah saja kau dari sini” murkanya “Kenapa tidak kau saja. Aku tahu ini bukan tempatmu. Ini daratan Werewolf yang dimana naga tidak memiliki tempat disini” sang naga terdiam, karena itu memang kenyataannya Mereka kembali bertarung hingga akhirnya kemenangan berada di tangan Altreisa. Sang naga bernafas terengah karena kehabisan mana dan energi miliknya juga ikut terkuras. “Aku akan membiarkanmu tinggal disini dan membuat mereka tidak akan mengusirmu, dengan syarat, jaga harta berhargaku selayaknya nyawamu. Karena mungkin nanti banyak orang yang menginginkannya” ucap
Seperti yang sudah di rencanakan dari awal, kini Rea dan juga Reiki mulai masuk ke dalam hutan kematian. Awalnya Vali tidak setuju jika istrinya itu akan pergi dengan Reiki, tapi apa mau di kata, dirinya pun tidak akan bisa masuk kesana.Hutan yang di buat oleh keluarga De Sade hanya bisa di masuki oleh mereka saja, serta hewan pendamping mereka. Aturan itu sengaja di berlakukan oleh Altreisa agar keamanan yang di buatnya tetap terjaga.“Hey, aku hanya pergi untuk menjalankan tugasku. Aku tidak akan lama, lagipula ini untuk putrimu juga kan?” bujuk Rea pada Vali sambil mengelus lengan prianyaPrianya ini masih merajuk. Meskipun dia tadi sudah mengatakan memperbolehkan Rea pergi, tapi di dalam hatinya dia masih tidak rela membiarkan sang istri pergi berdua hanya dengan Reiki.“Apa bisa kamu tidak pergi?” ucap Vali memelas“Tidak bisa. Aku yang harus pergi” ucap Rea tegas“Semua ini untuk Rain. Kita harus menjaganya tetap aman. Jika raja itu semakin berkuasa, tidak menutup kemungkinan,
“Bagaimana?” tanya Reiki “Banyak tulisan yang tidak bisa aku baca. Ini tulisan kuno, aku belum mempelajari semuanya” jawab Rea Kerutan di dahi Rea pun terus terlihat saat wanita itu membaca buku kuno itu. Kepalanya terasa akan meledak saat buku yang di bacanya susah di baca. “Menurutmu, saat aku membawa buku ini disaat keluar dari sini, apakah bisa?” Rea meminta pendapat Reiki “Kenapa?” “Aku belum lama tinggal disini, baru beberapa tahun. Banyak yang masih harus aku pahami, termasuk tulisan kuno ini” jelas Rea “Benar juga” ucap Reiki setuju “Apa kita akan pergi ke mansion De Sade sekarang?” “Tidak. Kita lanjutkan mencari kalung itu saja dulu. Baru nanti kita kembali” “Baiklah” “Tunggu. Aku melupakan sesuatu” ucap Rea tiba-tiba Reiki memandang Rea dengan pandangan bertanya, “Apa?” “Artefaknya belum ketemu” Reiki menepuk jidatnya. Dia lupa. Mata Rea memandang sekelilingnya. Dimana artefak itu di letakkan? Rea benar-benar tidak tahu. Dengan langkah perlahan Rea membawa tel
Vali begitu cemas memikirkan istrinya. Kakinya sedari tadi tidak bisa diam dan terus melangkah kesana kemari. Lyan sendiri sudah mencoba menenangkan sang Alpha tapi tetap saja Alpha sekaligus sahabatnya itu tidak tenang. “Apa aku harus menyusul Rea?” tanya Vali “Tidak. Bukankah istrimu sudah mengatakan untuk tetap di pack” jawab Lyan “Tapi aku khawatir” “Tidak ada suami yang tidak khawatir di saat istrinya menjemput bahaya” ucap Lyan *** “Goa apa ini?” tanya Rea “Aku tidak tahu. Bahkan ini pertama kali aku tahu disini ada goa. Karena saat ke daerah ini, aku tidak pernah menemukan goa” jawab Reiki bingung “Kita masuk” putus Rea final “Yang benar saja. Kita tidak tahu apa yang ada di dalam sana” Reiki tidak setuju “Lalu jika aku tidak masuk, bagaimana bisa kita tahu apa yang ada di dalam sama? Jika kalung itu ada disana bagaimana?” “Apa harus?” “Harus” Akhirnya Rea dan Reiki masuk ke dalam goa dengan langkah yang hati-hati, malah mereka terlalu berhati-hati. “Goa ini terli
“Banyak sekali” ucap Reiki begitu memasuki ruang harta. Banyak harta yang di tumpuk disana. Bahkan mata Reiki saja begitu silau sekarang. Benda-benda yang berkilau begitu banyak di sekitar mereka. “Bagaimana kita mencari kalung bermata safir itu? Lihat, banyak sekali kalung seperti itu disini. Kita tidak mungkin asal mengambil kan?” tanya Reiki Karena benar adanya, jika banyak sekali kalung bermata safir di sekitar mereka. Mata Reiki jadi bingung melihatnya. Rea kemudian turun dari punggung Reiki dan mulai menjelajah satu persatu tempat disana. Tidak bisa wanita itu pungkiri jika dia sama bingungnya dengan Reiki. Tapi mau bagaimana lagi, mereka harus tetap mencari. Saat keduanya sedang mencari dengan teliti tiba-tiba Reiki terpikirkan sesuatu. “Rea, apa kamu sadar jika disini bersuhu sangat hangat?” tanya Reiki “Kita sekarang berada di goa yang cukup dalam, tentu saja terasa hangat” “Bukan. Bukan seperti itu. Disaat hawa dingin di hutan ini terasa, maka tidak ada satu tempat pu